Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realisasi investasi Indonesia sepanjang 2024 masih ciamik lantaran melampaui target yang ditetapkan pemerintah. Meski demikian, penyerapan tenaga kerja masih menjadi persoalan.
Kementerian Investasi dan Hilirisasi mencatat, realisasi investasi tahun lalu mencapai Rp 1.714,2 triliun. Angka ini setara 103,9% dari target Rp 1.650 triliun dan tumbuh 20,8% year on year (yoy).
Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Perkasa Roeslani, menyampaikan, realisasi penanaman modal asing (PMA) masih mendominasi dengan porsi 52,5%. Realisasi PMA 2024 mencapai Rp 900,2 triliun, tumbuh 20% yoy.
Baca Juga: Prabowo Dipercaya Investor! BKPM Beberkan Fakta-Fakta Menggembirakan
Sedangkan 47,5% sisanya, berupa penanaman modal dalam negeri (PMDN) mencapai Rp 814 triliun. Angka ini tumbuh 22,5% yoy.
Berdasarkan wilayahnya, realisasi investasi paling banyak berada di luar Pulau Jawa yakni Rp 895,4 triliun atau tumbuh 22,5%. Sementara untuk investasi di Pulau Jawa sebesar Rp 818,8 triliun, tumbuh 19% yoy.
Mengacu subsektor, investasi yang masuk ke industri logam dasar, barang logam, bukan mesin, dan peralatannya masih mendominasi.
Nilainya mencapai Rp 238,4 triliun atau 13,9% dari total investasi. Disusul sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi sebesar Rp 189,9 triliun dan pertambangan sebesar Rp 184,7 triliun.
Rosan mengatakan, realisasi investasi tahun lalu menyerap 2,46 juta tenaga kerja atau meningkat 34,7% yoy. Tapi, serapan tenaga kerja ini tak sebanding dengan realisasi investasi yang masuk.
Baca Juga: Pemerintah Harus Fokus Tarik Investor Padat Karya, Cegah Deindustrialisasi Prematur
Kata Rosan, itu lantaran proyek hilirisasi belum masuk fase industrialisasi. Padahal, kontribusi investasi di sektor ini mencapai 23,8% dari total investasi yang masuk.
Ia membeberkan, untuk menciptakan lapangan kerja baru, ketersediaan dan keahlian sumber daya manusia (SDM) yang dibutuhkan harus ditingkatkan.
"Karena, ketika ada teknologi baru, maka harus ditingkatkan juga skill nya. Program dari pendidikan vokasi sangat penting juga untuk menarik investasi yang masuk," ungkapnya.
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai, menarik investasi padat karya jadi solusi untuk keluar dari persoalan penyerapan tenaga kerja.
"Investasi tumbuh tapi kelas menengah turun karena industri padat karya lesu. Ini tidak bisa dijawab dengan hilirisasi tambang," tegasnya.
Selanjutnya: Unilever Pertimbangkan Pencatatan di New York untuk Bisnis Es Krim
Menarik Dibaca: Skin Minimalism Jadi Tren Perawatan Kulit Simple Masa Kini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News