kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Realisasi Belanja Negara Masih Seret, Ini Upaya yang Dilakukan Kemenkeu


Jumat, 04 Agustus 2023 / 19:32 WIB
Realisasi Belanja Negara Masih Seret, Ini Upaya yang Dilakukan Kemenkeu
ILUSTRASI. Kompleks gedung kantor pusat Kementerian Keuangan di kawasan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan mencatat, masih ada 60% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 yang belum dibelanjakan. Hingga semester I 2023, realisasi belanja negara baru mencapai Rp 1.255,7 triliun, atau 41,0% dari target dalam APBN yang sebesar Rp 3.061,2 triliun.

Direktur Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan, Isa Rachmatarwata menyampaikan, agar realisasi belanja negara tahun ini dapat terserap sesuai dengan target yang sudah ditentukan, pemerintah akan mempercepat belanja melalui berbagai program bantuan masyarakat.

“Serta penyelesaian program atau proyek prioritas di bidang kesehatan, pendidikan dan infrastruktur,” kata Isa kepada Kontan.co.id, Jumat (4/8).

Adapun pemerintah menargetkan outlook belanja tahun ini melebihi target, yakni mencapai Rp 3.123,7 triliun, meningkat 0,9% dari target belanja negara dalam APBN 2023 yang sebesar Rp 3.061,2 triliun.

Baca Juga: Konsumsi Ngegas, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II Diramal Terungkit

Adapun belanja tersebut terdiri dari Belanja K/L sebesar Rp 417,2 triliun diperuntukkan bagi belanja pegawai, belanja barang, dan belanja modal. Selain itu, juga terdapat belanja Non K/L sebesar Rp 474,4 triliun yang terdiri dari anggaran pensiun, subsidi, dan kompensasi, serta anggaran transfer ke daerah (TKD) sebesar Rp 364,1 triliun, atau mencapai 44,7% dari target APBN.

Tambahan pos belanja negara ini akan berasal dari anggaran Sisa Anggaran Lebih (SAL) sebesar Rp 56 triliun, yang akan dibayarkan untuk pembayaran kewajiban Pemerintah (Kurang Bayar DBH, Subsidi Pupuk & Kompensasi Energi).

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani bilang, pihaknya akan terus mendukung berbagai aktivitas dalam rangka untuk menggunakan APBN sebagai instrumen yang sangat penting dalam meningkatkan dan memperkuat produk-produk di dalam negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×