Reporter: Yudho Winarto | Editor: Edy Can
JAKARTA. Realisasi belanja modal di setiap kementerian/lembaga masih seret. Hal ini membuat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono gusar.
Namun, SBY masih memberikan kesempatan bagi kementerian/lembaga memperbaiki kinerja belanjanya. "Kalau itu tidak segera diperbaiki dalam waktu empat bulan, kita ikut bertanggungjawab tidak tercapainya pertumbuhan," kata SBY dalam pidato pembukaan sidang kabinet di kantor Presiden, Selasa (6/9).
SBY mengaku sudah berulangkali memperingatkan perihal ini ke jajaran menteri kabinet Indonesia Bersatu Jilid II. Dia mengatakan, anggaran belanja harus direalisasikan agar mencapai target pertumbuhan ekonomi. "Jangan sampai seharusnya kita capai pertumbuhan 7% hanya 6,6% karena anggaran tidak dibelanjakan," tegasnya.
Sebagai informasi Pemerintah telah meningkatkan alokasi belanja modal dari sebelumnya dalam APBN 2011 sebesar Rp 80,28 triliun menjadi sebesar Rp 140,95 triliun dalam APBNP 2011. Pemerintah juga meningkatkan defisit anggaran sebagai antisipasi adanya kelebihan pembiayaan dalam APBNP menjadi sebesar 2,1 persen atau Rp 150,83 triliun.
Selain realisasi belanja yang minim, SBY juga kecewa karena sasaran pembangunan belum banyak yang tercapai. Hal ini berdasarkan evaluasi yang dilakukan SBY hingga Agustus lalu.
Untuk itu, SBY menegaskan perlu ada koreksi dan perbaikan terutama respon yang kurang dalam menyelesaikan permasalahan. Terkait hal ini, dalam waktu dekat SBY bersama Wakil Presiden Boediono sudah menjadwalkan melakukan pertemuan tertutup dengan Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres).
"Saya berharap Wantimpres bisa sampaikan segala sesuatunya dengan demikian kita bisa mendengar dan menteri bisa lakukan perbaikan internal," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News