kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.564.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 16.305   -35,00   -0,22%
  • IDX 7.080   122,90   1,77%
  • KOMPAS100 1.053   23,69   2,30%
  • LQ45 827   25,88   3,23%
  • ISSI 213   1,79   0,85%
  • IDX30 425   13,62   3,31%
  • IDXHIDIV20 508   17,23   3,51%
  • IDX80 120   2,84   2,41%
  • IDXV30 124   2,46   2,02%
  • IDXQ30 140   4,41   3,25%

Realiasi Penerimaan Pajak Mulai Turun, Tanda-tanda Konsumsi Masyarakat Melandai


Jumat, 28 Oktober 2022 / 19:18 WIB
Realiasi Penerimaan Pajak Mulai Turun, Tanda-tanda Konsumsi Masyarakat Melandai
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT), Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (2/11). Realiasi Penerimaan Pajak Mulai Turun, Tanda-tanda Konsumsi Masyarakat Melandai.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli

Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan penurunan penerimaan beberapa jenis pajak bisa mengindikasikan bahwa mulai terjadi tekanan pada aktivitas belanja masyarakat. 

Ia menilai, dampak naiknya harga bahan bakar minyak (BBM), dan inflasi pangan membuat masyarakat menunda belanja terutama kebutuhan sekunder.

Terlebih lagi, masyarakat kelas menengah atas yang lebih aware terhadap risiko resesi akan melakukan antisipasi dengan memperbanyak investasi di aset aman.

"Kalau trennya terus terjadi, tax ratio bisa ikut tergerus. Pemerintah harus lakukan upaya untuk menjaga konsumsi rumah tangga," ujar Bhima kepada Kontan.co.id, Jumat (28/10).

Baca Juga: Target Penerimaan Pajak Tahun Depan Penuh Tantangan

Bhima menambahkan, PPN biasanya akan sejalan dengan aktivitas perdagangan, termasuk impor. Apabila ditelisik, 30% impor barang non migas Indonesia berasal dari China, sehingga efek lockdown di China juga membuat pengiriman barang mengalami delay.

"Sekaligus ada selisih kurs yang membuat biaya impor naik maka prospek PPN sebenarnya bisa melambat,"katanya.

Menurutnya, kenaikan tarif PPN yang sebesar 11% pada April yang lalu menimbulkan low base effect karena puncak pandemi konsumsi turun tajam. Untuk itu, dirinya menilai butuh waktu lebih lama untuk bisa rebound penerimaan PPN dalam dua hingga tiga tahun ke depan.

"Saran ke pemerintah, PPN jangan naik lagi ke 12% sesuai UU HPP, karena kenaikan tarif juga sensitif ke minat belanja masyarakat," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×