kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rayu pelaku usaha gunakan fasilitas LCS jadi tantangan, ini yang dilakukan BI


Jumat, 06 Agustus 2021 / 13:06 WIB
Rayu pelaku usaha gunakan fasilitas LCS jadi tantangan, ini yang dilakukan BI
ILUSTRASI. Bank Indonesia. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana


Reporter: Bidara Pink | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) terus mendorong penguatan transaksi dengan mata uang lokal atau local currency settlement (LCS) dalam perdagangan dan investasi. 

Hingga kini pun, BI sudah menjalin kerja sama LCS dengan negara Jepang, Malaysia, Thailand, dan sedang proses finalisasi perjanjian LCS dengan China. Meski begitu, Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Internasional BI Doddy Zulverdi mengaku bahwa menarik minat para pelaku usaha untuk menggunakan fasilitas LCS ini bukan merupakan hal yang mudah. 

Apalagi, banyak para pengusaha yang masih banyak kewajiban dan melakukan impor bahan baku menggunakan mata uang dollar Amerika Serikat (AS). “Ini memang salah satu tantangan yang kami hadapi. Tidak mudah, tetapi kami pelan-pelan mendorongnya, diberi pengertian, dikembangkan fasilitas, sehingga ekosistem akan berkembang perlahan,” ujar Doddy, Jumat (6/8) dalam taklimat media. 

Baca Juga: Perjanjian dagang LCS Indonesia-China dinilai bisa untungkan pengusaha

Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Pengembangan Pasar Keuangan BI Donny Hutabarat mengungkapkan hal yang sama. Namun, Donny mengaku BI akan terus berkomitmen untuk menerapkan kerja sama ini agar mengurangi ketergantungan dengan dollar AS. 

Untuk itu, Donny mengatakan ada tiga hal yang dilakukan oleh BI untuk merayu para pelaku usaha dalam menggunakan fasilitas ini. Pertama, dengan mendorong ekosistemnya untuk berkembang dengan membuat framework yang jelas untuk diimplementasikan. 

Kedua, BI akan mendorong dan membantu para pelaku usaha untuk beradaptasi. Ketiga, BI juga tak segan memberikan insentif, misalnya dengan adanya fleksibilitas dan kemudahan serta regulatory framework yang jelas. 

Selanjutnya: Apindo sebut pembiayaan LCS lebih simpel dibandingkan USD

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×