CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.947   -51,00   -0,32%
  • IDX 7.219   4,46   0,06%
  • KOMPAS100 1.104   1,73   0,16%
  • LQ45 878   2,09   0,24%
  • ISSI 218   0,18   0,08%
  • IDX30 449   1,01   0,23%
  • IDXHIDIV20 542   2,07   0,38%
  • IDX80 127   0,23   0,18%
  • IDXV30 136   0,49   0,36%
  • IDXQ30 150   0,41   0,28%

Apindo sebut pembiayaan LCS lebih simpel dibandingkan USD


Kamis, 05 Agustus 2021 / 15:29 WIB
Apindo sebut pembiayaan LCS lebih simpel dibandingkan USD
ILUSTRASI. Bongkar muat peti kemas pada kapal di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Jawa Tengah.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyambut dengan antusias terhadap kerja sama local currency settlement (LCS) Indonesia dengan China. Sebab, LCS  merupakan salah satu alternatif pembiayaan yang simpel dibandingkan menggunakan mata uang dolar (USD).

Ketua Bidang Perdagangan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Benny Soetrisno mengatakan kerja sama LCS tersebut diyakini akan menguntungkan bagi para pelaku usaha. Menurutnya sejak dua tahun terakhir Apindo, telah menjalin serangkaian pertukaran gagasan dengan Bank Indonesia (BI), perbankan di Indonesia, dan pelaku usaha untuk mendorong LCS Indonesia dengan China.

“Harapan kita dengan BI yaitu agar memberikan fasilitas swap Renminbi (RMB) yaitu mata uang Republik Rakyat Tiongkok baik melalui direct deal maupun lelang. Selain itu juga dapat memasok harga swap RMB/IDR pada berbagai tenor,” kata Benny dalam diskusi virtual, Kamis (5/8).

Baca Juga: Ekonomi masih terganggu, Apindo ramal pertumbuhan ekonomi kuartal III maksimal 2,5%

Dia juga menuturkan, tentunya pengusaha akan membutuhkan sistem kliring RMB di Indonesia sebagai infrastruktur untuk menciptakan likuiditas RMB, dan juga untuk mendorong bank untuk menggunakan direct settlement untuk mengurangi dependensi terhadap USD.

Lebih lanjut, Benny menyampaikan langkah nyata Apindo, yaitu, pertama, akan mendorong anggota Apindo untuk menggunakan RMB sebagai mata uang utama transaksi perdagangan Internasional antara Indonesia China.

Kedua, mensyaratkan mitra perdagangan dari China untuk menggunakan RMB dalam quotation perdagangan. Ketiga, bekerja sama dengan stakeholder lainnya untuk mempromosikan penggunaan RMB dalam transaksi perdagangan Internasional.

Keempat, menginformasikan daftar nama perusahaan yang memiliki hubungan perdagangan dengan China kepada bank-bank tertentu secara periodic. “Harapan pengusaha tentu BI bisa mendorong anggota Apindo untuk menggunakan RMB sebagai mata uang utama untuk transaksi perdagangan internasional antara Indonesia dan China,” pungkas Benny. 

Selanjutnya: Pelaku usaha tengah menunggu penyelesaian IEU-CEPA

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×