kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ramai tagar #IndonesiaTerserah, pemerintah harap tenaga medis tak kecewa


Senin, 18 Mei 2020 / 20:09 WIB
Ramai tagar #IndonesiaTerserah, pemerintah harap tenaga medis tak kecewa
ILUSTRASI. Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo (tengah) didampingi pejabat terkait memberikan keterangan kepada media berita terkini mengenai kasus COVID-19 di Kantor Pusat BNPB, Jakarta, Sabtu (14/3/2020). Dalam keterangannya Doni menyampa


Reporter: ABDUL BASITH BARDAN | Editor: Pratama Guitarra

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 berharap tenaga medis sebagai ujung tombak penanganan pagebluk virus corona (Covid-19) tidak kecewa dengan tagar #IndonesiaTerserah yang ramai di media sosial pada belakang ini.

"Kita sangat tidak berharap kalangan dokter kecewa, sejak awal kita kedepankan ujung tombak kita," ujar Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo usai rapat terbatas, Senin (18/5).

Doni bilang, peran tenaga medis dinilai besar dalam penanganan Covid-19. Khususnya untuk menangani pasien dengan jumlah banyak dengan risiko yang ditanggung lebih besar.

Oleh karena itu masyarakat diminta dapat membantu para dokter dalam bekerja menangani Covid-19. Salah satunya adalah dengan menerapkan PSBB secara ketat sehingga tidak kembali menciptakan gelombang baru penambahan pasien Covid-19.

Baca Juga: Kecewa penanganan Covid-19, warganet melambungkan tagar #TerserahIndonesia

"Selalu kami kemukakan jangan kita biarkan dokter-dokter kelelahan, kehabisan waktu dan tenaga. Mereka telah menghabiskan waktu, tenaga, bahkan pempertaruhkan nyawa untuk keselamatan bangsa Indonesia," terang Doni.

Doni juga mengemukakan bahwa jumlah dokter di Indonesia jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan negara lainnya. Jumlah dokter di Indonesia kurang dari 200.000 orang.

Belum lagi untuk dokter spesialis paru yang sangat dibutuhkan dalam penanganan Covid-19. Dokter spesialis paru di Indonesia hanya berjumlah 1.976 orang.

Baca Juga: PSBB akan dilonggarkan, Indonesia tetap darurat kesehatan

"Artinya 1 dokter paru melayani 245.000 warga Indonesia, kalau kehialngan dokter adalah kerugian besar bagi bangsa," jelas Doni. Oleh karena itu perlu upaya saling mengingatkan agar mencegah penularan Covid-19. Salah satunya adalah dengan mematuhi protokol kesehatan yang ada.

Asal tahu saja, Tagar #IndonesiaTerserah muncul atas dasar kekecewaan terhadap masyarakat yang tidak berempati terhadap penanganan Covid-19. Khususnya, masyarakat yang tidak mematuhi kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Baca Juga: Menko Perekonomian: Pelonggaran PSBB jadi upaya restart ekonomi di tengah Covid-19

Memang, setelah dua periode PSBB, sejumlah masyarakat mulai mengabaikan perintah PSBB yang dibuat untuk memutus rantai penularan Covid-19 tersebut. Malahan, terlihat masyarakat mulai beraktivitas dan berkumpul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×