kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ramai soal harga tes antigen dan PCR murah, waspadai hal-hal ini


Kamis, 01 Juli 2021 / 08:08 WIB
Ramai soal harga tes antigen dan PCR murah, waspadai hal-hal ini
ILUSTRASI. Saat ini, kita dengan mudah bisa menemukan jasa rapid test antigen atau swab antigen dengan biaya murah di berbagai klinik. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat ini, kita dengan mudah bisa menemukan jasa rapid test antigen atau swab antigen dengan biaya murah di berbagai klinik. Harga yang ditawarkan cukup murah jika dibandingkan dengan harga tertinggi yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). 

Dalam Surat Edaran No HK.02.02/I/4611/2020 yang dikeluarkan 18 Desember 2020, harga tertinggi rapid test antigen untuk Pulau Jawa ditetapkan sebesar Rp 250.000, sedangkan untuk luar Pulau Jawa ditetapkan sebesar Rp 275.000. 

Akan tetapi, belakangan ini marak dijumpai klinik yang menawarkan jasa rapid test dengan harga murah, seperti Rp 105.000 atau Rp 77.000 untuk satu kali tes. 

Lantas, apakah jasa rapid test antigen dengan harga miring patut diwaspadai? 

Baca Juga: Kasus Positif Covid-19 Pecah Rekor, Permintaan Obat dan Alat Kesehatan Melonjak Tajam

Perlu dikontrol Pemerintah 

Ahli biologi molekuler Indonesia Ahmad Utomo mengatakan, pemerintah perlu hadir dan mengontrol maraknya klinik yang menyediakan jasa rapid test antigen. 

"Iya, karena sekarang banyak sekali tes antigen yang beredar, dan belum tentu itu divalidasi dengan benar," kata Ahmad saat dihubungi Kompas.com, Rabu (30/6/2021). 

Ahmad mengatakan, cara penggunaan alat tes antigen yang tidak benar, dapat menimbulkan hasil positif palsu atau juga negatif palsu. 

"Misalnya, ketika masa inkubasi terlalu lama, ya bisa jadi akan muncul citra samar, padahal waktu inkubasi yang optimal itu perlu validasi oleh lab dengan membandingkannya dengan PCR sebelum lab menjual layanan tes antigen," ujar dia. 

Baca Juga: Kontak erat, ini waktu yang tepat untuk tes antigen atau PCR Covid-19

Menurut Ahmad, klinik-klinik yang menyediakan layanan tes antigen seharusnya mendapat pengawasan ketat dari pemerintah. 

"Dari mana suppliernya? Apakah sudah divalidasi dan terdaftar di Kemenkes? Seharusnya, tes antigen itu hanya boleh dilakukan oleh laboratorium yang selama ini juga melakukan tes PCR," kata Ahmad. 

Kendali mutu 

Ahmad mengatakan, kendali mutu terhadap tes antigen merupakan sesuatu yang sangat krusial. "Daripada GeNose, tentu tes antigen lebih bagus, tapi mohon pemerintah juga bisa membantu menjaga standar kualitas dan juga harga," kata Ahmad. 

Dia mengatakan, selain menetapkan batas harga maksimal untuk tes antigen, pemerintah seharusnya juga mengumumkan daftar laboratorium yang memiliki izin dan kualitas terjaga, di website Kemenkes. 

"Ancaman pidana juga harus tegas apabila ada upaya jual beli tes antigen palsu atau kadaluwarsa," kata Ahmad. 

Ahmad menambahkan, konsumen juga berhak untuk meminta laboratorium tempat menjalani tes antigen, untuk menunjukkan hasil ujian profisiensi atau Pemantapan Mutu Eksternal (PME) yang diorganisir oleh Kemenkes.

Baca Juga: Ini 10 ciri Anda tertular corona varian Delta dan 6 tempat yang harus dijauhi

Tes antigen dijual di e-commerce 

Lebih lanjut, Ahmad juga menyoroti penjualan alat tes antigen secara bebas di laman-laman e-commerce Indonesia. 

"Saya miris karena ada kawan yang bisa beli tes antigen dari (toko) online," kata Ahmad. 

Dari penelusuran Kompas.com, Rabu (30/6/2021) di salah satu laman e-commerce Indonesia dengan keyword "antigen", ditemukan bahwa alat tes antigen memang dijual bebas. 

Harga yang ditawarkan juga cukup bervariasi, mulai dari Rp 40.000 untuk 1 pcs alat tes antigen, hingga hampir Rp 2.500.000 untuk 1 box berisi 25 pcs alat tes antigen.  

Sekali lagi, Ahmad mengingatkan bahwa penggunaan tes yang serampangan, justru bisa memunculkan hasil yang tidak akurat, dan tentunya akan merugikan bagi pengendalian pandemi Covid-19 secara keseluruhan. 

Dia mengatakan, negara harus tegas mengatur penjualan alat tes antigen ini, terutama yang dijual di e-commerce karena itu berarti dapat diakses bebas oleh siapapun. 

"Ini negara harus tegas, apakah memang boleh diperjualbelikan online?" kata Ahmad. 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ramai soal Harga Tes Antigen dan PCR Murah, Ini yang Perlu Diwaspadai"
Penulis : Jawahir Gustav Rizal
Editor : Rizal Setyo Nugroho

Selanjutnya: IGD Penuh, Lirik Tawaran Paket Isoman untuk Pasien Covid-19

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×