kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Proyeksi ekonomi eropa tak terlalu cemerlang


Sabtu, 15 Februari 2014 / 11:08 WIB
Proyeksi ekonomi eropa tak terlalu cemerlang
ILUSTRASI. Lakukan 4 Cara Ini untuk Mengurangi Kulit Wajah Sering Berminyak


Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Ekonomi zona euro tumbuh 1,2 persen sepanjang 2013, setelah Eurostat melaporkan pada Jumat (14/2/2014) ekonomi kawasan itu tumbuh 0,3 persen pada kuartal keempat 2013. Bagaimana proyeksi untuk 2014?

Komisi Eropa, sebuah badan eksekutif untuk Uni Eropa, memperkirakan ekonomi Eropa akan tumbuh pada kisaran 1,1 persen hingga 1,4 persen pada 2014. Proyeksi itu mencakup Inggris dan Polandia yang menolak bergabung ke zona euro.

Namun, sebagian analis memperkirakan pertumbuhan zona euro hanya akan berkisar 1 persen. Meski tak akan memadai untuk menekan angka pengangguran, pertumbuhan itu tetap merupakan angka terbaik untuk blok tersebut sejak 2011.

Sebagai perbandingan yang tak boleh ketinggalan, ekonomi Amerika ditargetkan tumbuh 3 persen pada 2014. Angka ini bagi Amerika merupakan proyeksi kinerja terbaik sejak 2005.

Ancaman deflasi

Angka pertumbuhan yang dicapai, sekalipun melebihi perkiraan, tetap saja kecil. Hal ini memunculkan kekhawatiran bahwa harga komoditas dan produk negara akan berjatuhan, karena para konsumen dan pelaku bisnis menunda belanja, membunuh pertumbuhan dan deflasi di depan mata. Bila sampai terjadi, deflasi akan sulit sekali dihentikan. Jepang butuh waktu dua dekade menjalani pertumbuhan ekonomi nol persen.

Karena pengangguran tetap tinggi, permintaan domestik diperkirakan tak akan segera tumbuh tinggi, sehingga para pengecer pun beringsut menurunkan harga untuk mendorong penjualan. Saa ini, inflasi zona euro adalah 0,7 persen, jauh di bawah target Bank Sentral Eropa (ECB) di kisaran 2 persen. Maka, tindakan ECB di hari-hari mendatang masih akan menjadi tontotan yang layak disimak.

Beberapa analis sempat terpikir untuk mendorong penurunan suku bunga acuan untuk mendorong pergerakan ekonomi. Namun, suku bunga acuan di benua biru ini pun sudah ekstra rendah, di level 0,25 persen.

Pemikiran lain adalah tawaran pinjaman yang lebih murah untuk bank agar uang bisa dipompa masuk ke dalam perekonomian, laiknya quantitative easing yang sebelumnya dilaksanakan Amerika Serikat dan sekarang mulai bertahap dikurangi lewat kebijakan tapering. Bagaimana pun, perjalanan stimulus Amerika itu pun perlu dicermati bila hendak ditiru sebagai solusi di Eropa atau di mana pun juga.

Dengan semua perkiraan dan proyeksi ini, analis Capital Economist, Jonathan Loynes mengatakan uptick pertumbuhan ekonomi Eropa pada kuartal keempat 2013 tak cukup untuk mencegah deflasi. (Palupi Annisa Auliani)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×