Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pariwisata dan ekonomi kreatif (Parekraf) merupakan sektor jasa menjadi sumber pertumbuhan ekonomi yang baru. Pasalnya Parekraf berpotensi menciptakan lapangan kerja yang memberikan nilai tambah tinggi bagi Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community/AEC).
AEC yang mulai diberlakukan tahun depan atau 2015 menjadi kawasan ekonomi terintegrasi bagi 10 negara anggota ASEAN serta sebagai pasar tunggal (single market) yang membebaskan aliran barang, jasa, investasi, maupun tenaga kerja trampil di kawasan itu.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu mengatakan,pariwisata merupakan sektor yang memiliki ketahanan tinggi (resilience) terhadap krisis. Dalam situasi ketidakpastian dan perlambatan pertumbuhan ekonomi global, sektor pariwisata di wilayah Asia Tenggara (ASEAN) termasuk Indonesia mampu tumbuh tinggi.
“Tahun 2013 sumbangan sektor pariwisata terhadap ekonomi negara-negara ASEAN secara langsung maupun tidak langsung sekitar 8 sampai 9 persen dari PDB (produk domestik bruto)," ujar Mari dalam siaran persnya, Senin (10/2/2014).
Mari menjelaskan, kontribusi pariwisata ASEANterhadap pariwisata global sebesar 7,5 persen atau mencapai 90,2 juta wisatawan dengan komposisi 46 persen adalah intra-ASEAN, 32 persenAsia lainnya terutama RRT (Cina), Jepang, Korea dan India, serta 22 persendari luar Asia (Amerika, Eropa, Afrika, dan Pasifik).
Hasil kajian UN-WTO menyebutkan prospek pariwisata ASEAN ke depan semakin cerah dengan proyeksi pertumbuhan mencapai 10,3 persenpada 2030. Hal serupa juga disampaikan World Travel and Tourism Council (WTTC) yang memperkirakan adanya kebijakan kemudahaan visa dapat menambah kunjungan wisatawan sebesar 6-10 juta orang ke ASEAN pada 2016 dan akan terjadi peningkatan pendapatan sebesar 7 sampai 10 juta dollar AS.
Mari mengatakan, tingginya pertumbuhan pariwisata di kawasan ASEAN disebabkan berbagai faktor antara lain perbaikan infrastruktur dan peningkatan konektivitas penerbangan langsung termasuk perluasan low cost carrier (LCC), peningkatan daya beli di kawasan Asia, penyempurnaan dan fasilitasi visa, maupun kerja sama intra-ASEAN.
“Ini menunjukkan pentingnya peran people-to-people connectivity dalam mewujudkan AEC 2015,” kata Mari. (Adiatmaputra Fajar Pratama)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News