kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Proyeksi BI: Inflasi Juli sekitar 0,8%–1,2%


Rabu, 16 Juli 2014 / 11:47 WIB
Proyeksi BI: Inflasi Juli sekitar 0,8%–1,2%
Investor Terbesar Dunia Lego Sisa Saham Senilai Lebih US$ 200 Juta dari Adani Group


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Herlina Kartika Dewi

JAKARTA. Ramainya pemicu inflasi, seperti faktor musiman Lebaran dan tahun ajaran baru sekolah, membuat Juli ini akan menjadi puncak inflasi di tahun 2014. Bank Indonesia (BI) memperkirakan, inflasi sepanjang bulan ini ada
di kisaran 0,8%–1,2%.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, pada tahun-tahun sebelumnya, rata-rata inflasi selama Juli berkisar 0,85%. Sehingga, tahun ini inflasi pada Juli akan ada di kisaran tersebut.

Cuma memang, Juli tahun ini pemicu inflasi sangat banyak yakni Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri, liburan panjang anak sekolah, dan tahun ajaran baru sekolah. Alhasil, harga barang dan jasa terbang bebas. Tambah lagi, per 1 Juli 2014, pemerintah mengerek tarif listrik untuk enam golongan pelanggan PT Perusahaan Listrik Negara sebesar 5,36%–11,57%. Meski dampaknya tak besar, kenaikan tarif setrum sedikit banyak berdampak pada inflasi.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengungkapkan, berdasarkan hasil pemantauan di pasar-pasar tradisional, pada pekan pertama bulan ini beberapa komoditas pangan harganya naik, seperti beras dan cabai rawit merah. Masing-masing naik sekitar 0,09% dan 0,42% dibanding pekan sebelumnya.

Tapi, Lutfi bilang, sejumlah bahan pangan lainnya, misalnya, gula, minyak goreng, bawang merah, dan tepung terigu, harganya justru turun. "Saat puasa dan Lebaran, kenaikan harga 5%–10% itu biasa, tapi secara keseluruhan harga kebutuhan pangan masih baik," kata Lutfi.

Sebelumnya, Sasmito Hadi Wibowo, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), menyatakan, angka inflasi Juli memang akan lebih tinggi ketimbang bulan-bulan sebelumnya lantaran berbagai pemecut laju inflasi berkumpul di bulan ini. Tapi, "Karena tahun ini tak ada efek kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), maka inflasi Juli 2014 akan jauh lebih kecil ketimbang Juli 2013," ujarnya.

Sebagai gambaran, pada Juli 2013 lalu inflasi bulanan mencapai 3,29% dan inflasi tahunan sebesar 5,9%. Nah, untuk Juli 2014, Sasmito memperkirakan inflasi bulanannya sekitar 1%. Angka ini sudah memperhitungkan efek kenaikan tarif listrik.

Kendati inflasi bulanan pada Juli ini akan melonjak tinggi, BI memproyeksikan, inflasi tahunan atawa year on year akan turun. Inflasi tahunan melandai lantaran efek kenaikan harga BBM bersubsidi pada akhir Juni 2013 lalu sudah mulai hilang. "Inflasi tahunan Juli tahun ini dari minggu pertama sudah ada di bawah 4,5% yakni sekitar 4,4%," ungkap Agus.

Menurut A. Prasetyantoko, Kepala Ekonom Bank Tabungan Negara (BTN), tren inflasi Juli memang akan tinggi lantaran, ya, itu tadi, menumpuknya berbagai pemicu inflasi. Tapi yang pasti, inflasi Juli 2014 tak akan setinggi Juli 2013 lalu yang mencapai 3,29%. Hingga akhir 2014, dia memperkirakan inflasi masih bisa mencapai kisaran angka 4,5% plus minus 1%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×