kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Proyek Tol Cilacap-Yogya terbentur kesepakatan IRR


Rabu, 23 Agustus 2017 / 15:08 WIB
Proyek Tol Cilacap-Yogya terbentur kesepakatan IRR


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Rencana pemerintah membangun ruas jalan bebas hambatan atau tol baru di Cilacap-Yogyakarta masih belum menemui titik temu kesepakatan dengan pihak swasta. Pembangunan ruas tol ini diusulkan dibangun oleh PT Jasa Marga Tbk dan BUMN asal Malaysia, UEM Group Berhard.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Pupera) Basuki Hadimuljono mengatakan, proyek tol tersebut, kini masih dalam kajian Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT). Masih belum ada kesepakatan antara pemerintah dengan pemrakarsa proyek ini. Alasan tingkat pengembalian modal (IRR) yang rendah membuat BUMN asal Malaysia terbentur dengan aturan bisnisnya.

"UEM kita kasih ke tol Cilacap-Yogya masih maju mundur. Pihak swasta asal Malaysia ingin IRR (internal rate of return) di atas 13%. Mereka punya SOP, kalau proyek di luar negeri, IRR nya harus lebih besar dari 13%. Padahal di sini 11-12%," terang Basuki, saat ditemui di sela acara Forum Nasional Daya Saing Infrastruktur di Hotel Shangri-La, Jakarta, Selasa (22/8).

Meski demikian, dirinya mengaku terus berupaya mendorong partisipasi swasta untuk membangun berbagai jaringan proyek tol. Di samping itu, proses negosiasi dengan UEM sendiri masih terus berjalan. Dan ada kemungkinan proyek tol Cilacap - Yogyakarta nantinya akan dikerjakan oleh Jasa Marga.

"Kemarin kita bilang, kalau kamu mundur, ya mundur. Biar langsung jelas tidak terlalu lama negosiasinya. Nanti, bisa diteruskan sama partner lokal lain. Jasa Marga bisa sendiri," ungkap Basuki.

Ia mengakui masih sulit meyakinkan swasta agar mau berinvestasi di ruas-ruas tol yang terbilang masih sepi lalu lintasnya. Dengan kondisi di Indonesia saat ini, butuh badan usaha yang betul-betul siap menggarap. Tujuannya, agar proyek yang telah dimenangkan bisa segera diselesaikan dengan baik.

"Jadi kalau swasta itu ternyata, yang masih bertahan saat ini memang yang tersaring betul. Seperti, Astratel dan swasta-swasta yang memang kredibel betul, tangguh," pungkas Basuki.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×