Reporter: Agus Triyono | Editor: Mesti Sinaga
JAKARTA. Pembangunan sejumlah proyek penangkal banjir Jakarta sampai saat ini belum juga beres dikerjakan. Proyek Sodetan Kali Ciliwung misalnya, walaupun sudah diwacanakan sejak tahun 2012 lalu, sampai kini belum selesai dibangun juga.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan, saat ini proses pembebasan lahan yang diperlukan untuk pembangunan proyek tersebut, khususnya lahan di pintu pembuangan air Kali Ciluwung atau bagian inlet belum juga selesai dilakukan. Padahal, lahan yang rencananya akan digunakan sebagai pintu keluar air Kali Ciliwung tersebut lahan milik negara.
"Di bagian inlet adalah tanah negara dan dihuni masyarakat dan kami tidak bisa bebaskan, nanti pemerintah daerah yang bebaskan dengan memberi uang kerohiman ke masyarakat di sana," kata Basuki Rabu (18/2).
Mudjiadi, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, menambahkan, pembangunan Sodetan Ciliwung juga terkendala alotnya negosiasi pembayaran ganti rugi lahan. Masalah ini terjadi atas pembayaran ganti rugi terhadap sekitar 57 kepala keluarga yang berada di bagian hilir Kali Cipinang mengarah ke Kanal Banjir Timur.
"Meskipun yang ini belum selesai, tapi sembari menunggu negosiasi harga, kami boleh kerja dulu. Tidak masalah," katanya.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok berjanji segera mempercepat proses pembebasan lahan untuk pembangunan Sodetan Ciliwung. Tapi sayangnya, dia tidak merinci, upaya apa yang akan dia lakukannya untuk mempercepat pembebasan lahaan tersebut.
Sodetan Ciliwung digagas pada 2012 lalu setelah Jakarta dilanda banjir besar. Proyek ini digadang- gadang bisa mengalirkan aliran Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur sampai dengan 60 milimeter per detik.
Presiden Joko Widodo menargetkan proyek ini selesai Oktober 2015. Basuki mengatakan, untuk mengejar target tersebut pihaknya akan menggeber pengerjaan proyek selama 24 jam penuh.
Dengan upaya Ahok berharap, proses pengeboran sodetan yang saat ini baru mencapai sekitar 16 meter dari total 1,2 kilometer yang direncanakan bisa cepat selesai. "Dengan 24 jam itu diharapkan pengeboran yang saat ini per hari hanya bisa 1,5 meter sampai 2 meter per hari bisa ditingkatkan menjadi 3 meter sampai 5 meter per hari," kata Ahok.
Ahok optimistis, dengan percepatan tersebut dan tekad Pemerintah Daerah DKI Jakarta dalam membebaskan lahan, target tersebut bisa terpenuhi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News