Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemerintah menyebut program Makan Bergizi Gratis (MBG) bakal menyerap anggaran hingga Rp 2 triliun per bulan mulai Maret 2025.
Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin mengatakan anggaran MBG hingga Rp 2 triliun per bulan sangatlah besar, sehingga harus dipastikan terbebas dari korupsi, efisien, dan tepat sasaran.
“Rakyat pelosok dan miskin, perlu mendapatkan prioritas, bukan rakyat kelas menengah perkotaan,” ujarnya kepada KONTAN, Selasa (4/3).
Wijayanto tak memungkiri, program MBG punya dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi, hanya saja bagaimana membuat manfaat tersebut dinikmati UMKM dan tidak menyasar kelompok tertentu saja.
Meski demikian, lanjut dia, dampak negatif dari besarnya anggaran jumbo tersebut adalah APBN dinilai tidak memadai, sehingga perlu realokasi anggaran untuk memasukkan MBG senilai Rp 171 triliun di tahun 2025.
“Artinya, ada bisnis tertentu yang mengecil, ada ekosistem bisnis/supply chain yang selama ini berputar cepat harus terhenti,” terangnya.
Baca Juga: Mulai Maret Program MBG Bakal Serap Anggaran hingga Rp 2 Triliun per Bulan
Wijayanto mengungkapkan, dampak negatif program MBG lebih dominan ketimbang dampak positifnya. Menurutnya, program ini berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi, tetapi memperbaiki alokasi anggaran APBN.
“Kita tidak akan sanggup menampung MBG yang akan mencapai Rp 400-an triliun per tahun di masa mendatang, karena APBN kita sangat terbatas,” kata dia.
Lebih lanjut, Wijayanto menuturkan perlunya modifikasi besar terhadap program MBG di antaranya, desentralisasi pelaksanaan, libatkan kabupaten/kota, sekolah dan komite sekolah dalam pelaksanaan.
“Ini akan meningkatkan efisiensi karen ada sharing resources dan mampu menyasar daerah-daerah terpencil,” tuturnya.
Berikutnya, prioritaskan daerah miskin dan terpencil, jangan berkutat di daerah kota yang mudah dijangkau saja. Perbaiki perencanaan, buat lebih realistis, target 83 juta siswa di Desember 2025 bahkan ada info September 2025 sangat tidak realistis.
Kemudian, pertimbangkan pemberian tiga hari seminggu dan makanan tambahan bukan makanan pokok.
“Pemerintah harus open minded menerima masukan, krn ini program yg sangat besar. Lebih baik diralat oleh analisa (bermindset terbuka) daripada diralat oleh fakta alias gagal,” kata Wijayanto.
Baca Juga: Dimulai September, Kepala BGN Sebut Anggaran Percepatan MBG Rp 25 Triliun per Bulan
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan mengatakan bahwa program makan bergizi gratis bakal menyerap anggaran hingga Rp 2 triliun per bulan. Hal ini berlaku per Maret 2025.
“Diperkirakan Maret akan dilaksanakan mungkin per bulan bisa menyerap anggaran sampai Rp 1 triliun – Rp 2 triliun per bulan,” ujarnya di Jakarta, Senin (3/3).
Zulhas mengungkapkan, alasan mengapa anggaran yang dibutuhkan begitu besar, sebab jumlah penerima manfaat MBG akan terus bertambah, di mana hingga akhir tahun 2025 ditaksir mencapai 82,9 juta orang.
“Maret ini akan berkali-kali lebih besar (jumlah penerima manfaat), bahkan nanti tentu sampai akhir tahun akan (mencapai) 82,9 juta penerima manfaat,” kata Zulhas.
Selanjutnya: Emiten Lo Kheng Hong (ABMM) Akuisisi Entitas Usaha Tambang Batubara UNTR
Menarik Dibaca: Resep Goguma Mattang yang Enak dan Gampang, Camilan Korea yang Cocok untuk Buka Puasa
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News