Reporter: Hans Henricus | Editor: Edy Can
JAKARTA. Produksi beras selama tahun 2011 rentan terhambat. Ada dua ancaman yang membayangi laju produksi makanan pokok utama masyarakat Indonesia ini.
Faktor pertama karena penyerapan pupuk yang berjalan lambat. Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi mengungkapkan, penyebab rendahnya penyerapan pupuk karena luas tanam sampai April lalu tidak mencapai 100%.
Penyerapan pupuk juga seret karena perubahan pola tanam di beberapa daerah. "Hal ini menyebabkan permasalah pasokan pupuk tidak match sehingga akhirnya tidak digunakan," katanya, Kamis (26/5).
Ancaman kedua adalah iklim. Bayu bilang, pada masa musim tanam pertama curah hujan cukup besar sehingga padi sulit dikeringkan. Menurutnya, pada musim tanam kedua curah hujan akan lebih rendah.
Catatan saja, produksi padi pada musim pertama lebih rendah dari target pemerintah sebesar 5,5 ton per hektare Gabah Kering Giling (GKG). Badan Pusat Statistik mencatat produksi pada musim pertama hanya sebesar 5,3 ton per hektare.
Bayu mengatakan, Wakil Presiden Boediono telah meminta Kementerian Pertanian meningkatkan koordinasi untuk menjaga produksi padi sepanjang tahun 2011 ini. "Kami menugaskan pejabat eselon satu di Kementerian Pertanian untuk bertanggung jawab terhadap koordinasi di masing-masing provinsi dan kabupaten," katanya.
Target produksi padi tahun ini mencapai 70,6 juta ton GKG atau setara 39 juta ton beras. Adapun target produksi padi hingga Juli 2011 sebesar 50,34 juta ton GKG atau setara 28,19 juta ton beras. Sedangkan target produksi padi pada Agustus hingga Desember sebanyak 20,25 juta ton GKG atau setara 11,2 juta juta GKG.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News