kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Produksi Beras Turun, Indonesia Terancam Defisit Neraca Beras Hingga Akhir 2023


Selasa, 03 Oktober 2023 / 04:10 WIB
Produksi Beras Turun, Indonesia Terancam Defisit Neraca Beras Hingga Akhir 2023


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mengingatkan, ada potensi defisit neraca beras hingga akhir tahun 2023. 

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Adininggar mengungkapkan, ini terlihat dari kecenderungan jumlah produksi beras dari bulan Agustus 2023 yang menurun. 

"Berdasarkan perhitungan BPS, amatan bulan sebelumnya, memang ada kecenderungan penurunan jumlah produksi beras dari Agustus 2023 ke bulan berikutnya sampai dengan akhir tahun," tutur Amalia dalam konferensi pers, Senin (2/10). 

Baca Juga: Sumbang Inflasi, Harga Beras Sudah Naik dari Tingkat Penggilingan

Sebelumnya, Amalia juga pernah menjelaskan bahwa ada potensi penurunan luas panen padi nasional di bulan November 2023 hingga Desember 2023. 

Sementara, kebutuhan konsumsi beras rata-rata per bulan di Indonesia mencapai 2,55 juta ton per bulan. 

Memang, masih ada sekitar lima provinsi dengan potensi panen padi tinggi, yang mencakup 60% pasar di Indonesia. Namun, Amalia memperkirakan produksi padi di lima provinsi tersebut akan menurun. 

Hal tersebut diungkapkannya dalam rapat koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah tahun 2023 yang diselenggarakan pekan lalu. 

Akan tetapi, Amalia kembali menegaskan, bahwa peristiwa yang memang sudah dibayangkannya akan terjadi juga tak lepas dari faktor musiman. 

Baca Juga: Beras Jadi Komoditas Penyumbang Inflasi Terbesar Pada September 2023

"Biasanya, memang di akhir tahun produksi beras relatif lebih rendah dibandingkan bulan-bulan sebelumnya," tambahnya. 

Namun, untuk tahun ini, Amalia juga mengingatkan ada faktor tambahan yang memengaruhi produksi beras, yaitu faktor eksternal yang berasal dari cuaca. 

"Kita bisa rasakan bersama dampak El-Nino yang menyebabkan beberapa wilayah di Indonesia juga mengalami kekeringan," tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×