Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca transaksi berjalan berpotensi berbalik defisit pada tahun 2023, setelah selama beberapa tahun terakhir mencatat surplus.
Ekonom Bank Danamon Irman Faiz memperkirakan, defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) sebesar 0,4% produk domestik bruto (PDB).
Setelah, di sepanjang tahun 2022 neraca transaksi berjalan mencatat surplus sebesar US$ 13,2 miliar atau setara 1,0% PDB.
Faiz menyiratkan, ini seiring dengan neraca perdagangan barang yang akan menyusut karena ekspor yang melemah.
Baca Juga: Pekan Kedua Juni 2023, Arus Modal Asing Hengkang Rp 2,38 Triliun
"Ekspor cenderung menurun di tengah harga komoditas yang lebih rendah dan permintaan global yang melemah," terang Faiz kepada Kontan.co.id, Jumat (16/6).
Sedangkan dari sisi impor, ada kemungkinan impor akan meningkat. Meski, ada kecepatan yang lebih moderat dibandingkan dengan kinerja impor pada Mei 2023.
Bila berbicara mengenai kinerja perdagangan Indonesia, data terakhir atau pada Mei 2023 nampak ada penyusutan neraca perdagangan yang signifikan.
Neraca perdagangan Mei 2023 tercatat US$ 440 juta, atau menurun drastis dari surplus April 2023 yang sebesar US$ 3,94 miliar.
Baca Juga: Surplus Neraca Dagang Menciut, BI: Tetap Mampu Jaga Ketahanan Eksternal
Ini didorong oleh peningkatan impor yang lebih tinggi dari peningkatan ekspor pada bulan laporan.
Adapun nilai impor pada bulan Mei 2023 terpantau naik 38,65% secara bulanan alias month on month (MoM). Sedangkan ekspor hanya naik 12,61% MoM.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News