kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.782   14,00   0,09%
  • IDX 7.487   7,98   0,11%
  • KOMPAS100 1.158   3,64   0,32%
  • LQ45 919   5,52   0,60%
  • ISSI 226   -0,86   -0,38%
  • IDX30 474   3,44   0,73%
  • IDXHIDIV20 572   4,20   0,74%
  • IDX80 132   0,66   0,50%
  • IDXV30 140   1,11   0,79%
  • IDXQ30 158   0,84   0,54%

Prioritas utama mengurai kemacetan Jakarta


Kamis, 20 September 2012 / 07:10 WIB
Prioritas utama mengurai kemacetan Jakarta
ILUSTRASI. Kantor Bank Mandiri. REUTERS/Darren Whiteside


Reporter: Dadan M. Ramdan, Fahriyadi, Arif Wicaksono | Editor: Dadan M. Ramdan

JAKARTA. Warga Jakarta, Kamis ini (20/9), bakal mendatangi bilik suara untuk menentukan pemimpin mereka lima tahun ke depan. Pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli akan bersaing ketat dengan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur (pilgub) DKI Jakarta putaran kedua.

Pilgub DKI ini menjadi sorotan banyak pihak, tak terkecuali kalangan pengusaha. Maklum, Jakarta menjadi barometer sekaligus pusat perekomomian nasional. Seperti warga umumnya, para pebisnis juga menaruh harapan besar pada pemimpin baru Jakarta kelak.

Hariyadi Sukamdani, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengatakan, Gubernur DKI yang baru diharapkan bisa melakukan pembenahan di berbagai bidang. Pertama, perbaikan infrastruktur jalan dan angkutan untuk mengatasi kemacetan semakin parah. Kedua, penanggulangan banjir karena bisa menghambat perputaran ekonomi.

Ketiga, melakukan penataan lokasi usaha para pedagang dan usaha kecil menengah (UKM) agar terlihat tertib, bersih dan aman. "Jadi pemimpin Jakarta nanti punya pekerjaan rumah lumayan berat," katnya, kemarin.

Haryadi bilang, harapan lain sebagian warga Jakarta adalah penanganan masalah ketenagakerjaan untuk membuka akses bagi masyarakat ekonomi lemah mendapatkan pekerjaan. "Membangkitkan sektor industri kecil juga harus terus dilakukan, sehingga stigma Jakarta hanya memberi ruang bagi kalangan menengah ke atas, bisa terhapus," ucapnya.

Kerugian tak ternilai
Tak jauh berbeda, Tutum Raharja, Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) juga berharap, gubernur terpilih nanti lebih bijak dan adil dalam membuat regulasi, sehingga tidak memihak atau merugikan pihak lain. Tak cuma itu, Aprindo meminta Pemerintah DKI memprioritaskan kemacetan sebagai agenda utama. "Macet berdampak besar pada distribusi barang, biaya bengkak karena lama diperjalanan," akunya.

Tutum menambahkan, perbaikan jalur distribusi ini akan berdampak besar untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi karena biaya produksi bisa ditekan.

Suryo Bambang Sulisto Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) juga mengamini, masalah kemacetan di Jakarta harus menjadi prioritas perbaikan. "Harus ada tindakan cepat untuk mengatasi kemacetan karena kerugiannya yang sudah tak ternilai," ungkapnya.

Kemacetan sangat merugikan dunia usaha akibat banyak waktu yang terbuang percuma termasuk pemborosan bahan bakar minyak (BBM). Investor dan turis juga malas berkunjung ke Jakarta karena harus berjibaku dengan kemacetan. Ironisnya, tak banyak jalur alternatif untuk keluar dari jebakan kemacetan. "Mana mau pebisnis menghabiskan waktu selama 2,5 jam hanya untuk perjalanan dari bandara ke Jakarta," ujarnya.

Maka itu, Suryo mengajak gubernur terpilih nanti untuk duduk bersama dengan Kadin dalam mencari solusi kemacetan. Pemda cukup memfasilitasi sedangkan yang bekerja di lapangan cukup swasta.

Suryo menambahkan, proyek infrastruktur untuk mengatasi kemacetan yang harus diprioritaskan adalah pembangunan monorail dan mass rapit transit (MRT). Selain itu, penambahan transporasi publik juga harus digiatkan.
Ya, inilah sedikit beban pekerjaan besar yang menanti gubernur DKI Jakarta yang baru. Siapkah mereka?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×