kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Presiden Tegaskan Harga BBM Tetap Disubsidi


Rabu, 13 Juli 2022 / 19:20 WIB
Presiden Tegaskan Harga BBM Tetap Disubsidi
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo usai melaksanakan Shalat Idul Adha di Masjid Istiqlal, Jakarta, Minggu (10/7/2022). Presiden menegaskan harga BBM tidak akan dinaikkan. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/tom.


Reporter: Ardian Taufik Gesuri | Editor: Syamsul Azhar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo menegaskan pemerintah akan tetap mempertahankan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi hingga akhir tahun ini.

Pertimbangan presiden, saat ini secara umum penerimaan negara masih mencukupi untuk mempertahankan harga BBM bersubsidi tidak naik harga.

Presiden menyampaikan hal ini saat bertemu dengan pimpinan media massa, Rabu (13/7) di  Istana Negara.

Baca Juga: Cukup Besar, Subsidi BBM Tiap Mobil Capai Rp 19,2 Juta, Motor Rp 3,7 Juta Per Tahun

Memang dampak dari keputusan mempertahankan harga BBM bersubsidi ini akan menyebabkan anggaran subsidi membesar menjadi sekitar Rp 502 triliun.

Presiden menyadari kebijakan ini tidak sejalan dengan apa yang ia lakukan pada 2014 yakni memangkas subsidi BBM sehingga Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara bisa surplus sekitar Rp 170-an triliun

"Harga BBM harus ada subsidi, yang penting APBN aman, mampu membayar, dan balaance," kata Presiden.

Meskipun menambah anggaran subsidi BBM presiden menyebut defisit anggaran di APBN 2022 bisa di bawah 4%. 

Proyeksi Presiden hingga akhir tahun ini defisit anggaran bisa ke arah 3,5% terhadap produk domestik bruto (PDB) 2022. 

"Kita harus berhitung dan jangan sampai salah hitung. Yang penting, fiskal kita masih sehat. Defisit masih di bawah 4%, rasio utang masih 40% dari PDB," kata Presiden.

Selain itu income Indonesia saat ini cukup besar, baik penerimaan negara dari pajak dan penerimaan negara bukan pajak. Selain itu neraca perdagangan beberapa bulan terus surplus.

Memang harus diakui, saat ini memang harga produk BBM jenis pertalite sudah jauh di bawah keekonomian. 

Pemerintah sendiri saat ini masih dihitung plus minus kebijakan pelarangan atau pembatasan pembelian BBM jenis pertalite terhadap kendaraan jenis tertentu. 

Namun, APBN sejauh bisa menanggung subsidi maka pemerintah tetap akan melakukan pemberian subsidi BBM. 

Pertimbangan Presiden mempertahankan harga BBM bersubsidi karena kalau harga BBM dinaikkan akan memberikan efek besar kepada inflasi, dan akan membuat masyarakat banyak yang protes.

Dampak kenaikan harga BBM bersubsidi juga bisa mengerek harga-harga yang sehingga memicu inflasi tinggi.

Di samping itu Presiden menyatakan telah memerintahkan para menteri agar bekerja lebih fokus kepada pekerjaan masing-masing agar fiskal tetap sehat.

Keputusan presiden untuk mempertahankan harga BBM lantaran pemerintah ingin agar daya beli masyarakat tetap terjaga sehingga konsumsi masyarakat tetap menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Soal subsidi yg membengkak hingga jadi Rp 502 triliun, "Itu pilihan yang sangat sulit, yang harus kita terima. Kalau dinaikkan, inflasi bisa naik tidak terkendali. Demo bisa sampai tiga bulan. Ongkos sosialnya tinggi," tandas Presiden.

Dalam hitungan presiden melihat kuartal I-2022 lalu Indonesia bisa tumbuh 5,1%, maka sepanjang tahun ini pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa tumbuh di kisaran 5,1%. Prediksi presiden ini sejalan dengan prediksi dari lembaga internasional seperti Bank Dunia yang merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 5,2% menjadi 5,1%

"Jadi  ekonomi Indonesia masih bisa lebih baik dibandingkan dengan negara-negara lain dalam menghadapi krisis global," kata Presiden.

Presiden menyebut Ekonomi Indonesia masih aman karena porsi ekspor terhadap PDB saat ini hanya sekitar 16%. PDB Indonesia masih mengandalkan konsumsi rumah tangga, sehingga pemerintah menjaga agar harga barang jangan naik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×