Sumber: TribunNews.com | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Anggota Komite BPH Migas, Ibrahim Hasyim, mengatakan pergantian bahan bakar minyak (BBM) jenis premium ke pertamax adalah pertaruhan pemerintah.
Menurut Ibrahim, jika kebijakan ini benar-benar direalisasikan, maka pemerintah mempertaruhkan risiko yakni pelayanan kepada masyarakat. "Ada risiko yang kita pertaruhkan adalah pelayanan kepada masyarakat. Karenanya, tahapan-tahapannya mesti dibuat seperti apa sehingga harus betul-betul dikelola, tak diserahkan kepada pasar," ujar Ibrahim di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (27/12/2014).
Pengalaman membuktikan Indonesia belum siap apabila mekanismenya diserahkan kepada pasar. Daerah-daerah, kata dia, dinilai tidak akan mau apabila mekanisme pasar diterapkan. "Jadi mesti ada peran badan pengatur untuk mendorongnya," kata dia.
Selain itu, lanjut Ibrahim, mengingat 90% kebutuhan BBM di Indonesia akan diubah ke pertamax, pemerintah harus melakukan sosialisasi masif karena akan ada resistensi dari berbagai lapisan masyarakat. (Eri Komar Sinaga)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News