kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.975.000   59.000   3,08%
  • USD/IDR 16.824   6,00   0,04%
  • IDX 6.428   27,95   0,44%
  • KOMPAS100 924   6,47   0,71%
  • LQ45 721   3,62   0,51%
  • ISSI 204   1,76   0,87%
  • IDX30 376   1,86   0,50%
  • IDXHIDIV20 455   1,16   0,25%
  • IDX80 105   0,75   0,72%
  • IDXV30 110   -0,03   -0,03%
  • IDXQ30 124   0,78   0,63%

Tim Anti-Mafia Migas usulkan impor Premium dihapus


Senin, 22 Desember 2014 / 08:37 WIB
Tim Anti-Mafia Migas usulkan impor Premium dihapus
ILUSTRASI. Aktor Ahn Bo Hyun, dalam perannya sebagai chaebol dalam drama Korea terbarunya berjudul See You in My 19th Life yang tayang di Netflix


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Setelah melalui serangkaian analisis dari diskusi dan pertemuan dengan berbagai pemangku kepentingan, akhirnya Tim Rerformasi Tata Kelola Migas menyampaikan rekomendasi pertamanya, yakni PT Pertamina (Persero) menghentikan impor Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis bensin RON 88 atau Premium.

Sebaliknya, tim tersebut merekomendasikan agar Pertamina melakukan importasi bensin RON 92 atau sejenis Pertamax.”Kapan bisa diterapkan, kita sudah konsultasi dengan Pertamina. Pertamina bisa kira-kira sekitar 2 bulan,” ucap Ketua Tim, Faisal Basri, Minggu (21/12).

Faisal menuturkan, proses transisi kemungkinan tidak bisa diselesaikan dalam waktu singkat, dan tim akan memberikan tenggat waktu hingga lima bulan ke depan. “Kita kasih waktu ke Pertamina, kalau 2 bulan sangat mepet,” imbuh dia.

Faisal menjelaskan, salah satu latar belakang rekomendasi tersebut dikeluarkan adalah formula penghitungan Harga Indeks Pasar untuk Premium dan Solar berdasarkan data masa lalu yang sudah relatif lama sehingga tidak mencerminkan kondisi terkini.

Anggota tim, Daniel Purba menambahkan dalam publikasi internasional pun saat ini sudah tidak tercantum RON 88. Produk ini kata dia, memang tidak transparan dan likuiditas di market pun tidak banyak. Adapun yang ada di pasar internasional saat ini adalah bensin RON 92, karena memang produk inilah yang banyak diperdagangkan di pasar internasional.

Selain itu, likuiditas juga cukup tinggi. Dengan demikian, mekanisme penetapan harga pasar jauh lebih transparan dibanding menggunakan Mogas88. “Sehingga ini juga yang menjadi pertimbangan kita perlahan-lahan menghilangkan Ron88 dan beralih ke Ron92 karena memang marketnya pun lebih transparan sehingga perhitungan harga lebih transparan,” sambung Daniel. (Estu Suryowati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×