kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.930.000   20.000   1,05%
  • USD/IDR 16.230   -112,00   -0,69%
  • IDX 7.214   47,18   0,66%
  • KOMPAS100 1.053   7,20   0,69%
  • LQ45 817   1,53   0,19%
  • ISSI 226   1,45   0,65%
  • IDX30 427   0,84   0,20%
  • IDXHIDIV20 504   -0,63   -0,12%
  • IDX80 118   0,18   0,16%
  • IDXV30 119   -0,23   -0,19%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,20%

Prajurit TNI kecewa penegakan hukum oknum Polri


Kamis, 07 Maret 2013 / 23:15 WIB
Prajurit TNI kecewa penegakan hukum oknum Polri
Persaingan drakor rating tertinggi kembali dikuasai oleh Lovers of The Red Sky.


Reporter: Amal Ihsan Hadian | Editor: Amal Ihsan

JAKARTA. Kodam Sriwijaya tengah menginvestigasi internal, siapa provokator penyerbuan Mapolres Ogan Komering Ulu. Ditengarai, kekecewaan prajurit Yon Armed 15 terkait kasus penembakan temannya oleh anggota Polri pada 27 Januari 2013 lalu yang tidak jelas titik terang penanganan hukumnya, memicu insiden itu. Hal ini disampaikan oleh Pangdam Sriwijaya, Mayjen Nugroho Widyotomo, saat dihubungi, Kamis (7/3/2013).

Pada 27 Januari, seorang anggota Yon Armed 15 melintas di depan pos polisi. Ia  pulang dari pesta pernikahan temannya pada pukul 01.30 WIB. Prajurit itu berteriak "polisi gilo" kepada anggota Polri yang sedang berjaga. "Polisi langsung tembak, dan menewaskan prajurit itu," cerita Nugroho.

Pada Kamis (7/3/2013) pagi, seharusnya diisi dengan olahraga. Beberapa prajurit menghadap Komandan Batalyon Armed 15/76, meminta izin untuk menyampaikan aspirasi damai. Mereka ingin bertemu Kapolres Ogan Komering Ulu, untuk menanyakan, sampai di mana proses hukum kasus penembakan temannya.

Proses itu sudah diambil alih Polda Sumatera Selatan dan belum ada titik terangnya. Namun mereka kecewa, kapolres belum datang. Padahal, rencana kedatangan para prajurit itu sudah disampaikan sebelumnya. 

Kekecewaan itu ditambah dengan kedatangan anggota POM TNI AD yang menghalangi niat aspirasi damai. Kekecewaan itu dilampiaskan dengan membakar dan melempar. "Anggota kecewa, kenapa kapolres tidak ada," kata Nugroho. Tumpukan ketidakpercayaan pada proses penegakan hukum, akhirnya pecah dalam bentuk aksi.

Saat ini, Nugroho menyatakan, Kodam Sriwijaya tengah melakukan investigasi untuk menemukan provokator penyerbuan tersebut. Pimpinan Kodam dan Polda juga tengah mengupayakan langkah-langkah agar insiden tidak meluas.

Kompas.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×