Sumber: BBC Indonesia | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Tentara Nasional Indonesia (TNI) memberangkatkan sebuah tim investigasi untuk menyelidiki sebab-musabab dan rangkaian kejadian yang berujung pada 'serbuan' puluhan anggota TNI ke pos Polres Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan Kamis (07/03) pagi.
Media lokal memberikan, anggota TNI datang dengan truk pengangkut personel militer pada sekitar pukul 08.00 WIB dan kemudian melakukan pembakaran markas Polres setempat.
Polisi menyebut, ada empat polisi yang cedera akibat luka tusuk, beberapa diantaranya cukup berat namun belum memberi komentar soal rumor adanya satu orang yang disebut meninggal dunia.
Kubu TNI bergerak cepat dengan langsung memberangkatkan satu tim penyelidik ke lokasi dipimpin oleh wakil Asisten Kasad bidang pengamanan Brigjen TNI Irwansyah.
"Saya memberangkatkan satu tim investigasi menuju daerah yang tadi disebutkan (OKU)," kata Kepala Staf Angkatan Darat Jendral TNI Pramono Edhie Wibowo yang ditemui wartawan di Markas Angkatan Darat, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta.
Dari lokasi yang sama tim penyelidik dilepas dengan menaiki sebuah pesawat helikopter langsung ke lokasi. Kasad memerintahkan laporan hasil investigasi diserahkan secepatnya.
"Soal waktu bukan jadi ukuran. Ini..ini aku kirim pesawat helikopter supaya apa? Karena aku ingin secepatnya," seru Kasad.
Sejumlah berita menyebut, aksi pembakaran ini merupakan bentuk balas dendam anggota TNI akibat sebuah insiden penembakan yang makan korban jiwa seorang prajurit TNI pada awal tahun lalu.
Kasad Pramono Edhie tidak membantah dugaan itu meski mengatakan masih menunggu hasil penyelidikan anak buahnya. "Anak-anak saya kok nglurug seperti ini... Saya juga enggak ngerti mengapa terjadi seperti itu, terus terang saja mungkin ada rangkaian sebelumnya," tambahnya.
Hukum yang bersalah
Kasad Pramono Edhie juga mengatakan telah berkomunikasi dengan Markas Besar Polri untuk menjernihkan situasi dan mencegah situasi panas berlanjut antar pihak di lokasi maupun di tempat lain.
Sejumlah media nasional dan lokal juga memberitakan akibat insiden penembakan sebenarnya dua pihak telah menggelar perdamaian pada akhir Januari. Saat itu dua pihak, masing-masing diwakili Kapolres OKU dan Komandan Kodim 0403/OKU serta Komandan Rayon Armed 15/76 sepakat kekerasan tak boleh berlanjut.
Ternyata kemudian, puluhan anggota Armed XV/105 tetap mendatangi Polres OKU dan membakar sebagian bangunan kantor, serta pos penjagaan di muka kantor. "Saya perintahkan kepada Pangdam (Bukit Barisan) insiden ini tidak boleh berkembang, titik," seru Kasad Pramono Edhie.
Melihat munculnya beberapa kasus bentrok antar dua kekuatan sebelumnya, Kasad menyatakan upaya pencegahan perluasan konflik dilakukan dengan memberi sanksi kepada anggota yang melanggar. "Seruan khususnya (mencegah konflik meluas) adalah siapa yang bersalah kuhukum, selesai sudah!"
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News