Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah berkomitmen untuk memperbaiki regulasi di sektor padat karya, khususnya industri tekstil dan produk tekstil (TPT), guna meningkatkan daya saing dan menarik lebih banyak investasi.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, usai menerima arahan dari Presiden Prabowo di Istana Negara, Rabu (19/3).
Airlangga mengungkapkan bahwa sektor padat karya, khususnya TPT dan apparel, memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia.
Dengan nilai ekspor lebih dari US$ 2 miliar dan menyerap hampir 4 juta tenaga kerja, sektor ini memerlukan perhatian khusus, terutama dalam aspek perizinan.
“Karena masih ada investor yang ingin masuk di sektor tekstil dan produk tekstil ini," ujar Airlangga dalam Konferensi Pers di Istana Negara, Rabu (19/3).
Baca Juga: Luhut Sebut Ekonomi 8% Bisa Dicapai melalui Revitalisasi Industri Padat Karya
Airlangga mengatakan bahwa sebenarnya Indonesia juga telah naik kelas dengan produksi barang bernilai tambah tinggi, baik di sektor sepatu maupun tekstil.
Lebih lanjut, Airlangga menyampaikan bahwa Prabowo telah memberikan arahan terkait ketersediaan bahan baku, impor ilegal, serta penyederhanaan rantai pasok (supply chain).
Pemerintah akan melakukan langkah-langkah strategis guna mempermudah dan menyederhanakan regulasi yang ada.
"Jadi arahan pertama tentu pemerintah harus melihat dari keseluruhan supplu chain, dan juga melakukan harmonisasi daripada tarif yang sudah dilakukan," katanya.
"Dan kedua kita merespon terhadap barang yang didumping, melalui tindakan anti dumping. Ini bebera langkah yang kita akan lakukan dan ditambah lahi tentu barang-barang ini adalah barang-barang kompetitif," imbuh Airlangga.
Dalam upaya meningkatkan daya saing, pemerintah juga akan terus melakukan deregulasi, debirokratisasi, serta mempermudah perizinan, termasuk terkait dengan analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal).
Baca Juga: Prabowo Beri Diskon 50% Iuran JKK untuk Industri Padat Karya
Menerutnya, langkag ini diperlukan agar industri tekstil Indonesia tetap kompetitif di tengah persaingan global, terutama dengan negara seperti Thailand, Vietnam, dan Bangladesh.
"Sehingga tentu ini akan ditangani dan pemerintah tentu akan membentuk semacam satgas di mana ini akan dilakukan percepatan," katanya.
Tidak hanya itu, Airlangga juga mengungkapkan bahwa Prabowo ingin program padat karya dimasukan dalam Proyek Strategis Nasional.
"Jadi proyek strategis nasional berupa program untuk sektor padat karya, sehingga investasi bisa cepat masuk," terang Airlangga.
Baca Juga: Pemerintah Siapkan Rp 20 Triliun untuk Kredit Investasi Sektor Padat Karya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News