kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.917.000   -7.000   -0,36%
  • USD/IDR 16.220   -84,00   -0,52%
  • IDX 7.893   101,21   1,30%
  • KOMPAS100 1.117   11,96   1,08%
  • LQ45 830   6,60   0,80%
  • ISSI 263   5,24   2,03%
  • IDX30 429   3,31   0,78%
  • IDXHIDIV20 492   4,68   0,96%
  • IDX80 124   0,93   0,75%
  • IDXV30 128   0,92   0,73%
  • IDXQ30 138   1,74   1,27%

BI dan Kemenkeu Bidik Indonesia Peringkat Pertama Keuangan Syariah di Dunia


Rabu, 13 Agustus 2025 / 14:16 WIB
BI dan Kemenkeu Bidik Indonesia Peringkat Pertama Keuangan Syariah di Dunia
ILUSTRASI. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo penyampaian hasil rapat berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Kantor LPS, Jakarta, Senin (28/7/2025). Berdasarkan hasil rapat tersebut, KSSK menyatakan bahwa stabilitas sistem keuangan pada triwulan II tahun 2025 tetap terjaga di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi. ANTARA FOTO/Fauzan/nz


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia bersama Kementerian Keuangan membidik Indonesia untuk bisa menjadi peringkat pertama di kancah keuangan syariah dunia.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dan mengungkapkan saat ini posisi Indonesia masih berada di peringkat ketiga dunia dalam pengembangan keuangan syariah, di bawah Malaysia dan Arab Saudi. Capaian ini dinilai menjadi modal kuat untuk mendorong Indonesia menjadi pusat keuangan syariah global.

"Alhamdulillah, modest fashion Indonesia nomor satu di dunia. Untuk keuangan syariah, kita di posisi nomor dua atau nomor tiga. Untuk halal food, kita harus kejar. Kita ingin menjadikan Indonesia arus baru ekonomi keuangan syariah dunia," ujar Perry dalam Sarasehan Nasional Ekonomi Syariah, Rabu (13/8/2025).

Senada, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan komitmen pemerintah untuk terus mengembangkan instrumen keuangan syariah yang inovatif, berkelanjutan, dan berdampak langsung pada pembangunan. Salah satu terobosan yang telah diakui dunia adalah penerbitan green sukuk berdaulat pertama di dunia.

Baca Juga: Gubernur BI Ungkap Strategi Perkuat Posisi Indonesia di Keuangan Syariah Dunia

“Kita sudah menerbitkan sukuk hijau senilai US$ 7,7 miliar di pasar global dan Rp 84,7 triliun di pasar domestik, yang dibiayai banyak investor ritel untuk proyek-proyek seperti kampus, sekolah, dan rumah sakit,” kata Sri Mulyani.

Menurutnya, keberhasilan sukuk hijau telah meningkatkan peringkat Indonesia dalam keuangan syariah global. Ia melihat program hilirisasi yang digencarkan pemerintah bisa menjadi underlying asset yang kuat bagi instrumen syariah.

“Kalau semua distrukturkan secara syariah, saya yakin kita akan melejit menjadi nomor satu di dunia,” ujar Sri Mulyani.

Baca Juga: Bank Indonesia dan Muhammadiyah Perkuat Pengembangan Ekonomi Syariah

Sri Mulyani mengingatkan, tantangan terbesar adalah menjaga agar instrumen syariah tidak menambah beban, menciptakan inefisiensi, atau menimbulkan moral hazard. Ia menyebut Pemerintah juga terus berinovasi melalui instrumen seperti cash waqf linked sukuk yang telah meraih penghargaan Islamic Development Bank sebagai pembiayaan sosial berbasis wakaf yang inovatif.

Dengan kerja sama erat antara BI, Kementerian Keuangan, Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan seluruh pelaku industri, pemerintah menargetkan percepatan ekosistem keuangan syariah yang efisien, adil, dan mampu menjawab tantangan zaman.

Baca Juga: Sri Mulyani Ungkap Aset Keuangan Syariah Capai 51,42% dari Total Keuangan Nasional

Selanjutnya: Kapasitas Pembangkit EBT Naik 0,6% pada Semester I-2025

Menarik Dibaca: 2 Resep Bolu Tanpa Pengembang yang Lembut dan Super Simpel, 100% Berhasil

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×