Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Periode Ramadan dan Idul Fitri berpotensi meningkatkan likuiditas perekonomian atau peredaran uang dalam arti luas (M2).
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menghitung, M2 pada periode Ramadan dan Idul Fitri 2024 bisa mencapai di kisaran Rp 150 triliun hingga Rp 170 triliun.
Josua menyebut, biasanya perputaran uang akan meningkat cepat baik di kota maupun daerah, namun menjelang Lebaran sejalan dengan adanya mudik, perputaran uang di daerah akan cenderung lebih cepat.
“Tentunya perputaran uang yang lebih cepat akan menggerakkan roda perekonomian karena aktivitas transaksi perdagangan barang dan jasa akan meningkat,” tutur Josua dalam keterangan tertulis, Rabu (10/4).
Baca Juga: Perputaran Ekonomi dari Pemberian Hampers Lebaran 2024 Diperkirakan Capai Rp 10,73 T
Josua menyebut, jumlah uang beredar pada saat Ramadan dan Lebaran akan meningkat sejalan dengan meningkatnya permintaan masyarakat secara umum, yang mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam dan naiknya mobilitas publik terkait mudik.
Di samping itu, mobilitas publik diprediksi akan lebih tinggi dari tahun lalu, sehingga wajar jika uang kartal yang disediakan oleh BI juga meningkat tahun ini.
Adapun Ia menyebut, sektor-sektor ekonomi yang berpotensi memiliki dampak positif di tengah momentum Idul Fitri dan mudik Lebaran, yang mana berkaitan dengan belanja masyarakat, antara lain sektor perdagangan, jasa penyediaan akomodasi & makanan-minuman berkaitan dengan belanja masyarakat yang meningkat terutama belanja makanan dan kebutuhan penunjang saat Lebaran.
Selain itu, terkait dengan aktivitas mudik, sektor transportasi secara keseluruhan, baik transportasi darat, laut, udara dan kereta api juga cenderung akan meningkat sejalan dengan peningkatan pembelian tiket mudik.
Secara umum, Ia juga menghitung dampak Ramadan dan Lebaran kepada pertumbuhan ekonomi adalah sebesar 0,14 - 0,25 poin persentase (ppt).
“Jadi kami masih lihat pada kuartal I-2024 ekonomi Indonesia cukup berpeluang untuk tumbuh di kisaran 5% – 5,1%,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News