Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Gejolak ekonomi global dan tensi perang dagang utamanya berpengaruh menekan sektor industri ekspor Indonesia, hingga kerugian negara.
China sebagai salah satu mitra dagang penting bagi Indonesia menjadi salah satu faktor yang berpengaruh besar menekan industri manufaktur Indonesia dalam negeri di tengah risiko serius yang dihadapi negara ini akibat perang dagang Amerika Serikat dengan China.
Ekonom CORE Indonesia Mohammad Faisal menyebut, berdasarkan perhitungan Tim CORE, potensi impor ilegal dari China mencapai US$ 4,1 miliar dengan kerugian negara sekitar Rp 65,4 triliun, situasi yang diperburuk oleh perlambatan ekonomi global dan tekanan pada nilai tukar Rupiah.
Faisal menilai terdapat strategi utama yakni pengendalian arus impor dan peningkatan komponen lokal. Ia menekankan bahwa pengendalian impor bukan sekadar proteksionisme, tapi upaya menjaga kedaulatan pasar domestik dengan memastikan produk impor sesuai standar dan regulasi nasional.
Baca Juga: Wamenaker Soroti PHK Industri Tekstil yang Dikaitkan dengan Impor Ilegal
Beberapa sektor seperti kosmetik, baja, dan semen telah menunjukkan hasil positif setelah menerapkan mekanisme verifikasi impor.
Strategi lainnya adalah peningkatan komponen lokal, yang telah terbukti sukses pada industri elektronik dengan produksi Handphone, Komputer, dan Tablet meningkat dari 0,1 juta unit (2013) menjadi 88,8 juta unit (2019), sementara impor menurun dari 62,0 juta menjadi 4,2 juta unit.
Faisal menekankan pentingnya skema TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) untuk memberi insentif investasi dan membangun fundamental ekonomi yang tangguh.
“Implementasi strategi tersebut diharapkan memperkuat industri lokal, menciptakan lapangan kerja berkualitas, membangun rantai pasok nasional yang tangguh, dan meningkatkan investasi pada industri strategis,” ungkap Faisal dikutip Selasa (20/5).
Baca Juga: APSyFI: Panja Diperlukan untuk Memberantas Impor Tekstil Ilegal
Faisal secara khusus menekankan pentingnya Pemerintah tetap menerapkan skema TKDN untuk memberi insentif terhadap investasi yang telah masuk dan akan masuk, tidak meniadakannya sama sekali.
"Di tengah ketidakpastian ekonomi global, penguatan ekonomi domestik bukan lagi pilihan tetapi keharusan," tegas Mohammad Faisal.
Selanjutnya: Daftar Harga Kambing Kurban di Jateng 2025 untuk Idul Adha
Menarik Dibaca: Penyandang Disabilitas Senam Bersama, Rekor MURI Terpecahkan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News