Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pos Indonesia menyalurkan bantuan sosial sembako dan program keluarga harapan (PKH) di Denpasar, Bali. Penyaluran bantuan ini menjadi rangkaian dari penyaluran bansos di triwulan III tahun ini.
"Secara umum, penyaluran sembako di sini berjalan lancar. Teman-teman melakukan persiapan dari mulai proses pengumpulan data, pemilahan data, mengatur penjadwalan, pemberitahuan pembagian kepada KPM melalui desa atau kelurahan," kata Executive General Manager Kantorpos KCU Denpasar, Hendri Lasmana.
Pos Indonesia mengaku menghadapi sejumlah tantangan saat menyalurkan bantuan sosial sembako dan PKH. Salah satunya, petugas Pos Indonesia harus masuk ke beberapa lokasi yang sulit dijangkau untuk memastikan bansos sembako dan PKH terdistribusikan kepada keluarga penerima manfaat (KPM).
Baca Juga: Program Sembako Sudah Disalurkan Rp 29,84 Triliun ke Masyarakat Kurang Mampu
"Ada beberapa titik wilayah yang sulit dijangkau. Tapi, teman-teman bisa melakukan dengan cara berkoordinasi dengan kepala desa setempat," jelas Hendri.
Pos Indonesia langsung mendatangi ke rumah warga karena sebagian penerima adalah lansia, difabel, atau tidak memungkinkan datang. Karena itu, Pos Indonesia harus mengantarkan langsung. "Jadi, kami berkoordinasi dengan desa berdasarkan hasil pembayaran," tutur Hendri.
Pos Indonesia menggunakan tiga metode dalam menyalurkan bansos sembako dan PKH. Mulai dari metode penyaluran di Kantor Pos, penyaluran melalui komunitas dan penyaluran door to door alias mengantarkan bantuan langsung ke rumah KPM.
Khusus metode door to door dibutuhkan kinerja ekstra. Para petugas harus berkoordinasi dengan kepala desa untuk mengetahui kondisi para KPM yang dinilai tidak memungkinkan untuk mengambil bantuan di Kantorpos ataupun melalui komunitas.
Baca Juga: Pemerintah Terbitkan Aturan Bagi-bagi Rice Cooker Gratis
"Kami melihat data, atau kami menerima informasi mengenai KPM yang tidak bisa mengambil dan kami simpan. Kemudian, kami berkoordinasi dengan desa. Dari informasi desa, kami menuju lokasi KPM," cerita Hendri.
Untuk memastikan penyaluran bansos secara door to door tepat sasaran, Pos Indonesia menggunakan batuan teknologi yang digunakan untuk memvalidasi data dan lokasi KPM. Pertama adalah teknologi geotagging untuk menandai lokasi rumah KPM. Kemudian, ada teknologi face recognition, yaitu memotret wajah dan rumah KPM untuk memastikan bahwa penerima manfaat sudah sesuai data dari Kementerian Sosial.
Berkat dua teknologi tersebut penyaluran bansos bisa berjalan dengan baik. Bahkan, bermanfaat untuk penyaluran bansos berikutnya. "Melalui geotagging, kami mengetahui penerima bansos dikategorikan layak atau tidak. Jadi sudah dilakukan secara sistem, teman-teman datang ke lokasi untuk foto rumah KPM. Dari data-data tersebut, Kemensos melakukan evaluasi terhadap KPM. Di situlah data disesuaikan setiap saat," kata Hendri.
Ke depannya, Hendri berharap, proses pembayaran bansos ini bisa terus dilakukan Pos Indonesia. "Kami juga akan selalu melakukan perbaikan-perbaikan dalam pelayanan. Baik secara sistem di kantor pusat maupun secara proses pembayaran, kami lakukan terus perbaikan," tutur dia
Baca Juga: Menkop UKM Dukung KolaboraSIB dengan UMKM Fesyen
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News