kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.819.000   -7.000   -0,38%
  • USD/IDR 16.565   0,00   0,00%
  • IDX 6.511   38,26   0,59%
  • KOMPAS100 929   5,57   0,60%
  • LQ45 735   3,38   0,46%
  • ISSI 201   1,06   0,53%
  • IDX30 387   1,61   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   2,62   0,56%
  • IDX80 105   0,58   0,56%
  • IDXV30 111   0,69   0,62%
  • IDXQ30 127   0,73   0,58%

PLN Ogah-ogahan Beli Solar Berlebih Pertamina


Rabu, 25 Februari 2009 / 07:33 WIB
PLN Ogah-ogahan Beli Solar Berlebih Pertamina


Reporter: Gentur Putro Jati |

JAKARTA. PT Pertamina (Persero) bakal mengalami kesulitan besar. PT PLN (Persero) yang menjadi target pembeli stok solar berlebihnya nampak ogah-ogahan membeli solar tersebut.

Kepala Satuan Energi Primer PLN Nasri Sebayang menegaskan stok bahan bakar yang dimiliki PLN untuk mengoperasikan pembangkit listriknya sudah mencukupi saat ini.

"Secara tertulis saya belum melihat penawaran mereka sampai saat ini. PLN membeli bukan karena Pertamina ada stok BBM banyak, tetapi karena membutuhkan. Kalau memang tidak butuh BBM untuk apa beli meski ada potongan," kata Nasri, Selasa (24/2).

Menurut Nasri, kebutuhan BBM PLN untuk pembangkitnya sepanjang tahun ini sebanyak 7,9 juta Kilo Liter (KL). Dari angka sebanyak itu, 4,9 juta KL di antaranya adalah High Speed Diesel atau solar. Sementara 3 juta KL sisanya berupa MFO atau minyak bakar. Untuk jangka pendek, kebutuhan tersebut menurutnya sudah terpenuhi.

Harga solar yang masuk kategori jenis BBM industri tersebut menurut Nasri sangat tergantung harga patokan Indonesian Crude Price (ICP) dan MOPS.

"Tahun lalu bisa Rp 12.000 sampai Rp 13.000 per liter kita beli. Sekarang harga cuma Rp 5.100 per liter termasuk PPN 10%," tandasnya.

Sementara Deputi Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya berdalih bahwa Pertamina tidak akan memaksakan PLN untuk menyerap stok solar berlebih yang dimilikinya saat ini. "Untuk penjualan solar ke PLN kita ada kontraknya, jadi tidak perlu ada penawaran lagi," kata Hanung.

Pernyataan ini bertolak belakang dengan rencana manajemen Pertamina yang pada 16 Februari lalu menyatakan akan menawarkan potongan harga asalkan PLN mau membeli solar milik Pertamina.

Waktu itu Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Achmad Faisal menandaskan, PLN merupakan salah satu pembeli yang sedang dibidik perseroan untuk menyerap kelebihan solar miliknya.

"Kita tidak akan ekspor, akan kita optimalkan penjualan ke dalam negerilah. Nanti apakah akan kita jual ke PLN, kita berikan harga insentif," kata Faisal, Senin (16/2).

Faisal memastikan, Pertamina tidak akan melakukan impor solar selama Februari ini. Karena saat ini Pertamina sedang berusaha mengurangi stok solar dan minyak tanah sampai 25 hari. Saat ini stok solar Pertamina mencapai 40 hari, minyak tanah 38 hari.

"Tahun 2009 ini diharapkan kita sudah tidak impor solar dan minyak tanah untuk PSO. Semuanya bisa dipenuhi di dalam negeri. Hanya premium yang masih impor," kata Faisal.

Hanung Budya juga sempat menambahkan selain berniat untuk menjual ke PLN, Pertamina juga sudah menawarkan solar tersebut kepada perusahaan lain pesaing Pertamina. Antara lain AKR, Shell, Petronas, dan Petro Andalan.

Pertengahan Januari lalu, Pertamina mengajukan izin ekspor solar yang dimilikinya kepada Departemen Perdagangan atas rekomendasi Ditjen Migas. Ekspor solar untuk industri tersebut perlu dilakukan karena tangki penyimpanan milik perseroan sudah sangat penuh. Sehingga jika tidak dilakukan ekspor akan ada konsekuensi turunan yang ikut membebankan keuangan Pertamina.

Stok solar yang dimiliki Pertamina bisa berlebih karena kilang miliknya sudah mengurangi memproduksi minyak tanah sejak program konversi ke elpiji dicanangkan pemerintah.

Kabar yang beredar, Pertamina berencana mengekspor 300.000 barel sampai 400.000 barel solar pada pertengahan Februari ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×