kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pilkada berdampak sesaat ke ekonomi


Kamis, 21 Juni 2018 / 07:03 WIB
Pilkada berdampak sesaat ke ekonomi
ILUSTRASI. ILUSTRASI OPINI - Menelisik Dampak Ekonomi Pilkada


Reporter: Arsy Ani Sucianingsih, Patricius Dewo | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak yang akan berlangsung pada 27 Juni 2018 mendatang, dinilai akan berdampak pada perekonomian daerah, khususnya di sektor perdagangan, telekomunikasi, dan industri kecil dan menengah.

Dalam jangka pendek, efek yang akan terasa adalah pada peningkatan belanja yang dilakukan oleh tim sukses para pasangan calon kepala daerah. Konsumsi akan meningkat seiring dengan pelaksanaan kampanye, seperti pembelian atribut partai, kaos dan spanduk kampanye.

Sedangkan dalam jangka menengah panjang, efek Pilkada bagi ekonomi, terutama jika kepala daerah yang terpilih bisa menjalankan visi misinya dengan baik. Sehingga, kebijakan yang dilakukannya dapat membawa perubahan bagi masyarakat.

Pengamat Ekonomi Universitas Indonesia (UI) Berly Martawardaya mengungkapkan, dampak ekonomi Pilkada baru akan terasa sebelum pelaksanaan dan setelah pencoblosan. "Sektor yang banyak terpengaruh adalah yang terkait mobilisasi dan kampanye seperti industri makanan minuman, cetak baju atau spanduk dan pergudangan." ujarnya, Rabu (20/6).

Efek Pilkada serentak juga akan dirasakan oleh masyarakat yang ikut terlibat di daerah. Menurut Berly, efek Pilkada tahun ini lebih besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya karena populasi penduduk daerah yang menggelar Pilkada cukup besar.

Dari 171 daerah yang akan melaksanakan Pilkada, diantaranya adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatera Utara.

Shinta Widjaja Kamdani, Wakil Ketua Kamar Dagang Industri (Kadin) Indonesia mengakui, pengaruh Pilkada serentak terhadap ekonomi di daerah sangat besar. Apalagi Pilkada kali ini dilakukan di 171 daerah baik provinsi dan kabupaten/kota.

"Dampaknya akan lebih besar dari Pilkada serentak tahun 2015 dan 2017. Dampak ekonominya akan paling terasa di sektor perdagangan besar seperti atribut kampanye, telekomunikasi untuk media kampanye," ujar Shinta.

Dampak lain dari Pilkada adalah perbaikan sesaat taraf ekonomi masyarakat menengah bawah. Hal itu menurut Shinta, menjadi imbas dari gencarnya kampanye yang dilakukan para calon ke lapisan masyarakat bawah.

Dengan target kampanye itu, bisa jadi ekonomi masyarakat bawah akan terangkat, walau sesaat. "Tak bisa dipungkiri bahwa menggerakkan massa lazim dilakukan di Pilkada dan ini juga berpengaruh ke ekonomi," ujarnya.

Apalagi menurut Ketua Asosiasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Indonesia (Akumindo) Ikhsan Ingratubun, bagi industri UMKM tensi politik menjelang Pilkada serentak tahun ini cukup aman dan kondusif.

"Yang ketar ketir sebenarnya adalah pengusaha besar yang butuh banyak perizinan dan atau back up dari gerbong yang sedang berkuasa atau yang tidak dapat porsi pada saat gerbong saat ini yang berkuasa," ujarnya.

Menurutnya bagi industri UMKM, Pilkada serentak tidak terlalu berpengaruh terhadap pertumbuhan bisnis. Dia yakin pelaku bisnis UMKM akan eksis di tiap daerah siapapun yang memenangkan Pilkada tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×