Reporter: Arsy Ani Sucianingsih | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Musim politik semakin memanas, mendekati pemilihan kepala Daerah (Pilkada) serentak pada 27 Juni 2018. Pelaku usaha menilai hal tersebut akan bedampak besar pada sektor perdagangan.
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Internasional Shinta W. Kamdani mengatakan, dampak pilkada tahun ini akan besar karena ada 171 daerah berpartisipasi. Dampak ekonominya akan paling terasa di sektor perdagangan besar seperti atribut kampanye, dan telekomunikasi untuk media kampanye.
“Tidak perlu kita pungkiri bahwa dalam setiap kampanye pasti perlu menggerakkan massa, dan dalam menggerakkan massa ini tentu membutuhkan biaya, sehingga saya yakin dampaknya akan cukup besar juga di masyarakat menengah ke bawah yang cenderung sering dijadikan target kampanye,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (20/6).
Bagi pengusaha, dia berharap calon pemimpin daerah tetap menjaga semangat reformasi ekonomi, dan tidak menciderai kebijakan hanya demi mencari suara. Dia sebagai pengusaha paling mengkhawatirkan tentang ketidakpastian berusaha.
"Terlebih lagi saat ini, Indonesia sudah hampir pasti melewatkan bonus demografi dan jangan melewatkan peluang sebagai negara maju 2030 karena daya saing yang tidak kunjung naik,” tambahnya.
Ketua Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Ikhsan Ingratubun menilai, tensi politik tahun ini tak besar alias sangat kondusif. Bagi pengusaha kecil, kata dia, yang penting pihak menang tak jumawa, pihak kalah tetap sportif.
Dia berharap, pimpinan daerah menciptakan iklim usaha yang kondusif di masyarakat walau pasti ada perbedaan. “Tetaplah berpihak kepada UMKM agar perekonomian di daerah masing-masing pemenang dalam pilkada serentak tersebut dapat terus terjaga dan atau bahkan meningkat,” kata Ikhsan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News