kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertumbuhan uang kartal tahun lalu turun, ini kata sejumlah ekonom


Senin, 27 Januari 2020 / 21:57 WIB
Pertumbuhan uang kartal tahun lalu turun, ini kata sejumlah ekonom
ILUSTRASI. Petugas memeriksa tumpukan uang kertas di Cash Center Bank BNI, Jakarta, Selasa (17/12).


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan uang kartal per Desember 2019 tumbuh 5,9% yoy. Posisi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan yang tercatat pada November 2019 yang sebesar 6,2% yoy dan lebih rendah dari pertumbuhan Desember 2018 dan Desember 2017 yang masing-masing 6,6% yoy dan 15,45% yoy.

Menurut Ekonom Bank Permata Josua Pardede, pertumbuhan peredaran uang kartal yang cenderung melambat dalam tiga tahun terakhir dipengaruhi oleh meningkatnya pola belanja non tunai (cashless) masyarakat yang terjadi seiring dengan perkembangan teknologi.

Baca Juga: 100 hari Jokowi-Ma'ruf Amin dinilai minim gebrakan untuk pertumbuhan ekonomi

"Sistem pembayaran yang awalnya konvensional, akhir-akhir ini berubah karena perkembangan teknologi yang cepat. Ini mendorong masyarakat menggunakan pembayaran non tunai," ujar Josua kepada Kontan.co.id, Senin (27/1).

Selain itu, Josua juga melihat bahwa konsumen menggunakan pembayaran digital karena masyarakat sudah mulai tidak membawa uang kartal dalam jumlah besar karena alasan keamanan. Tak hanya itu, pembayaran digital pun biasanya diikuti dengan promosi diskon dari merchant atau penjual.

Baca Juga: Pertumbuhan uang kartal per Desember 2019 capai 5,9%, apa kata ekonom?

Peralihan pembayaran ini juga dipandang bukan sebagai indikasi penurunan aktivitas ekonomi atau penurunan konsumsi masyarakat. Apalagi dengan BI yang juga terus mendorong keamanan sistem dan infrastruktur sistem pembayaran sehingga mendukung transaksi digital tersebut.

"Ini bahkan bisa untuk menjadi alat pendorong bagi perekonomian yang lebih solid ke depannya," tambah Josua.

Sejalan dengan Josua, Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih juga melihat bahwa penggunaan sistem pembayaran digital memang membuat penggunaan uang tunai berkurang sehingga mengurangi pertumbuhan peredaran uang kartal.

Baca Juga: Uang kartal tumbuh 5,9%, Bank Indonesia siap perkuat sinergi kebijakan

Meski begitu, walau peredaran uang kartal terus menurun dalam beberapa tahun terakhir, Lana belum melihat adanya indikasi bahwa pembayaran digital membawa efek yang signifikan terhadap penurunan tersebut.

"Penurunannya bisa dibilang masih single digit. Jadi ini masih belum signifikan," imbuh Lana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×