kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.191.000   16.000   0,74%
  • USD/IDR 16.742   -34,00   -0,20%
  • IDX 8.099   58,67   0,73%
  • KOMPAS100 1.123   8,34   0,75%
  • LQ45 803   6,91   0,87%
  • ISSI 282   2,37   0,85%
  • IDX30 422   3,62   0,87%
  • IDXHIDIV20 480   0,21   0,04%
  • IDX80 123   1,39   1,14%
  • IDXV30 134   0,51   0,38%
  • IDXQ30 133   0,20   0,15%

Pertumbuhan Ekonomi Regional Kuartal II Bergeser Signifikan, Sulawesi Paling Tinggi


Rabu, 06 Agustus 2025 / 19:18 WIB
Pertumbuhan Ekonomi Regional Kuartal II Bergeser Signifikan, Sulawesi Paling Tinggi
ILUSTRASI. Foto Udara lokasi pembangunan konstruksi pusat perbelanjaan di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (6/8/2025). Pertumbuhan ekonomi regional kuartal II-2025 menunjukkan pergeseran yang signifikan. Sulawesi mencatat pertumbuhan paling tinggi berkat hilirisasi tambang serta penguatan infrastruktur. ANTARA FOTO/Hasrul Said/tom.


Reporter: Indra Khairuman | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi regional kuartal II-2025 menunjukkan pergeseran yang signifikan. Sulawesi mencatat pertumbuhan paling tinggi berkat hilirisasi tambang serta penguatan infrastruktur, sedangkan Jawa dan Sumatera menghadapi berbagai tantangan dalam menjaga momentum pertumbuhan.

M. Rizal Taufikurahman, Kepala Pusat Makroekonomi dan Keuangan Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), menjelaskan bahwa kinerja ekonomi regional menunjukkan adanya pergeseran sumbu pertumbuhan yang semakin terdesentrialisasi.

Ia menekankan bahwa Sulawesi, khususnya Sulawesi Selatan, mengalami pertumbuhan tertinggi mencapai 5,83% selama periode tersebut. Ini didorong oleh momentum hilirisasi tambang dan peningkatan infrastruktur di industri berbasis nikel serta logam dasar.

“Keberadaan kawasan industri terintegrasi seperti Morowali menjadi katalis,” ujar Rizal kepada Kontan.co.id, Rabu (6/8/2025). 

Baca Juga: Anomali! Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II-2025 Kalahkan Momentum Ramadan dan Lebaran

Menurutnya apabila kebijakan industrialisasi dipadukan dengan eksekusi investasi secara nyata, wilayah di luar Jawa bisa menjadi sumber pertumbuhan yang baru.

Rizal juga menjelaskan bahwa pulau Jawa masih menunjukkan resiliensi dengan konsumsi rumah tangga yang stabil serta basis sektor jasa yang matang. Pertumbuhan di Jawa tercatat mencapai 5,24%, dengan kontribusi paling tinggi dari DKI Jakarta sebesar 1,45%, disusul oleh Jawa Timur 1,33%, dan Jawa Barat 1,20%.

Sementara itu, Sumatera mengalami pertumbuhan sebesar 4,96%, dengan kontribusi tertinggi dari Sumatera Utara 1,09% dan Riau 0,95%.

“Pola pertumbuhan yang ditunjukkan oleh data PDRB regional memperlihatkan terjadi capaian paradox,” tegas Rizal.

Namun, meski ada sinyal positif bahwa agenda pembangunan tidak lagi hanya Jawa-sentris, ketimpangan kualitas pertumbuhan antar wilayah masih menjadi persoalan.

Baca Juga: Kontradiksi Data Pertumbuhan Industri BPS dan PMI Manufaktur, Mana yang Lebih Akurat?

Tingginya pertumbuhan di Sulawesi lebih mencerminkan komoditas berbasis ekstraksi, bukan karena ekspansi konsumsi atau pergeseran struktural yang mendalam.

“Artinya, pertumbuhan itu masih sangat rentan terhadap volatilitas harga global dan ketergantungan investor asing,” ucap Rizal. 

Di sisi lain, ia mencatat bahwa pertumbuhan di Jawa tetap terjaga, tapi mulai kehilangan daya dorongnya, dipicu oleh pasar domestik yang jenuh dan adanya tekanan inflasi di sektor jasa.

Ia mengingatkan bahwa Sumatera harus bersiap menghadapi tekanan dari harga komoditas dan ketidakpastian dalam ekspor. Melihat tren yang ada hingga pertengahan tahun, ia memproyeksikan bahwa pertumbuhan hingga akhir tahun 2025 mungkin akan tetap berada di jalur moderat, yang berkisar antara 4,7% hingga 4,9%.

“Namun angka agregat ini menyembunyikan disparitas spasial yang makin kentara,” jelasnya. 

Kawasan seperti Sulawesi dan sebagian Kalimatan mungkin terus mengalami pertumbuhan tinggi berkat proyek strategis nasional dan hilirisasi tambang, tapi pertumbuhan ini akan bersifat enclave jika tidak didukung oleh penguatan ekonomi lokal.

Rizal menekankan juga bahwa kelangsungan pertumbuhan antar wilayah sangat bergantung pada keberhasilan dalam mengubah keunggulan komparatif menjadi keunggulan kompetitif yang berfokus pada inovasi dan diversifikasi sektor riil. Tanpa adanya reformasi struktural yang lebih dalam, pertumbuhan ini berpotensi kehilangan momentum di paruh kedua. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×