Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi atau Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tumbuh 5,04% secara tahunan (year on year/YoY) pada Kuartal III-2025 atau tumbuh 1,43% secara kuartalan (quarter to quarter/QoQ). Capaian ini sedikitnya di atas proyeksi Bank Danamon sebesar 5,02% dan konsensus pasar sekitar 5,0%.
Ekonom Bank Danamon Indonesia Hosianna Evalita Situmorang menjelaskan, dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi terutama ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh 4,89% YoY, berkontribusi 2,54 poin persentase terhadap pertumbuhan.
Peningkatan ini didorong oleh naiknya mobilitas masyarakat serta aktivitas di sektor transportasi dan komunikasi yang tumbuh 6,41%, restoran dan hotel (6,32%), serta kuatnya indikator belanja seperti transaksi e-commerce (naik 6,2% QoQ), indeks penjualan ritel (4,7% QoQ), dan transaksi non-tunai (10,3% YoY).
Baca Juga: Ekonomi Kuartal III 2025 Ditopang Industri Makanan Minuman hingga Tanaman Pangan
Sementara itu dari sisi investasi, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) meningkat 5,04% YoY dengan kontribusi 1,59 poin persentase terhadap pertumbuhan, mencerminkan kuatnya investasi di mesin dan peralatan yang tumbuh 17,0% serta kendaraan (6,24%).
"Hal ini sejalan dengan investasi yang tercatat di BKPM tumbuh 13,9% YoY dan impor barang modal naik 16,1% YoY. Di sisi lain, konsumsi pemerintah juga meningkat 5,49% YoY," ungkap Hosianna dikutip Rabu (5/11/2025).
Dari sisi perdagangan luar negeri, ekspor Indonesia tumbuh 9,91% YoY, jauh melampaui impor yang hanya naik 1,18% YoY, sehingga menjaga neraca perdagangan tetap surplus sekitar US$14 miliar sepanjang kuartal tersebut.
Dari sisi penawaran, sektor manufaktur masih menjadi sumber pertumbuhan terbesar dengan kontribusi 1,13 poin persentase dan tumbuh sekitar 5,5% YoY. Pertumbuhan ini ditopang oleh subsektor makanan dan minuman (6,49%), logam dasar (5,62%), dan kimia-farmasi (11,65%).
Sektor jasa juga mencatatkan penguatan, terutama transportasi dan pergudangan yang tumbuh 8,62% serta akomodasi dan makanan minuman (8,41%). Sementara itu, sektor pertanian tumbuh 4,93% berkat panen padi, sedangkan pertambangan masih terkontraksi 1,98% YoY akibat normalisasi harga komoditas.
Baca Juga: Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,04% pada Kuartal III-2025, Tertinggi di Sulawesi
Secara regional, semua wilayah Indonesia mencatatkan ekspansi ekonomi. Sulawesi menjadi wilayah dengan pertumbuhan tertinggi, mencapai 5,84% YoY, ditopang oleh sektor manufaktur, pertanian, dan perdagangan, terutama di Sulawesi Selatan dan Tengah.
Pulau Jawa, sebagai kontributor utama (56,68% terhadap PDB nasional), tumbuh 5,17% YoY, ditopang oleh DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Jawa Barat.
Sumatra mencatat pertumbuhan 4,90% YoY, dengan kontribusi besar dari pertanian, manufaktur, dan perdagangan di Sumatra Utara, Riau, dan Sumatra Selatan.
Kalimantan tumbuh 4,70% YoY, sedikit tertahan oleh sektor pertambangan namun terbantu aktivitas hilirisasi di Kalimantan Timur. Sementara Bali dan Nusa Tenggara tumbuh 4,71% YoY berkat pemulihan sektor pariwisata dan manufaktur.
Adapun Maluku dan Papua menjadi yang terendah dengan pertumbuhan 2,68% YoY, terdampak pelemahan pertambangan dan kontraksi di Papua Tengah, meski Maluku Utara masih menunjukkan ketahanan.
Selanjutnya: Ekonom Danamon Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal IV-2025 Bakal Menguat
Menarik Dibaca: Skin Rash Cream GENTLY Baby Terbukti Efektif Lindungi Si Kecil dari Ruam Popok
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













