kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tumbuh negatif atau terkoreksi lagi di kuartal III


Sabtu, 26 September 2020 / 15:09 WIB
Pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tumbuh negatif atau terkoreksi lagi di kuartal III
ILUSTRASI. Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/pras.


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Handoyo .

Adapun, Febrio mengatakan, Indonesia merupakan salah satu negara yang cukup bagus disiplin fiskalnya. Sebab, Indonesia fokus pada efisien anggaran yang disusun misalnya memotong berbagai anggaran yang tidak memberikan nilai tambah.

Sehingga, di tahun 2020 Indonesia tidak kaget lagi apabila defisit anggaran harus diperlebar hingga 6,34%. Maka rasio utang juga turut meningkat ke 36% di tahun 2020.

“Adapun defisit di tahun depan dalam postur APBN sementara akan mencapai 5,7% maka pasti utang akan naik menjadi 40%. Dan ini penting apakah kita bisa kelola pembiayaannya dengan risiko-risiko yang harus diantisipasi,” tambah Febrio.

Tak hanya memikirkan berbagai risiko pelebaran defisit, pemerintah juga berupaya mendorong pemulihan ekonomi lewat anggaran belanja negara di tahun 2021 yang sebesar Rp 2.747 triliun.

Anggaran ini akan betul-betul diarahkan ke program-program untuk menolong masyarakat, mendorong berjalannya investasi serta alokasi belanja pemerintah yang lebih efisien.

Baca Juga: Kemenkeu optimistis tahun 2021 ekonomi Indonesia bakal tumbuh hingga 5,5%

“Ini bentuk-bentuk yang dilakukan untuk memastikan bahwa uang kita memang terbatas tapi kita akan manfaatkan setajam mungkin guna mendorong perekonomian Indonesia yang positif,” harapnya.

Senada, Kepala Ekonom Danareksa, Moekti Prasetiani Soejachmoen mengatakan, yang perlu dilakukan atau kunci agar Indonesia cepat keluar dari resesi dengan melakukan tiga langkah sebagai berikut pertama, meningkatkan konsumsi rumah tangga.

Sebab perekonomian Indonesia menjadi salah satu yang digerakan oleh konsumsi RT. “Hampir 57% dari PDB kita itu adalah dari konsumsi rumah tangga,” kata Moekti.

Kedua adalah mendorong kontributor sektor industri dari manufaktur yang sekitar 19,87%, pertanian 15,46% dan perdagangan 12,84%. Sehingga, sektor-sektor ini dapat segera melakukan ekspansi secepatnya.

“Hal ini juga senada dengan harus ditingkatkannya permintaan rumah tangga agar sektor bisnis dan perdagangan dapat mengembangkan usaha mereka,” tambahnya.

Selain itu, ketiga mendorong investasi di Indonesia juga menjadi salah satu obat mujarab yang bisa dilakukan untuk Indonesia keluar dari resesi.

Selanjutnya: BI prediksi inflasi bulan September 2020 cuma sebesar 0,01% secara bulanan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×