kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertumbuhan Ekonomi Diprediksi Capai 5,1% Kuartal I 2024, Berikut Penyumbangnya


Jumat, 12 April 2024 / 08:00 WIB
Pertumbuhan Ekonomi Diprediksi Capai 5,1% Kuartal I 2024, Berikut Penyumbangnya
ILUSTRASI. Ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh di kisaran 5% hingga 5,1% pada kuartal I-2024. ./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/11/03/2024.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh di kisaran 5% hingga 5,1% pada kuartal I-2024. Pertumbuhan ini salah satunya didorong oleh momentum Ramadan.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menghitung, dampak Ramadan dan Lebaran kepada pertumbuhan ekonomi adalah sebesar 0,14 - 0,25 poin persentase (ppt).

“Jadi kami masih lihat pada kuartal I-2024 ekonomi Indonesia cukup berpeluang untuk tumbuh di kisaran 5%-5,1%,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (10/4).

Ia menyebut, beberapa faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi tersebut adalah meningkatnya belanja pemerintah terutama terkait bansos dan pelaksanaan Pemilu. Ini terbukti dari realisasi belanja negara sampai dengan 15 Maret 2024 naik 18,1% year on year (yoy).

Baca Juga: ADB Perkirakan Perekonomian Kawasan Asia Tumbuh 4,9% Pada 2024

Disamping itu juga didorong adanya low-base effect dari kuartal I 2023 karena periode terlama Ramadan bergeser dari April pada tahun lalu yakni pada (kuartal II), menjadi Maret pada tahun ini (kuartal 1).

Meski begitu, pada Ramadan ini inflasi dalam tren meningkat. Selain itu kenaikan harga pangan dapat menjadi hambatan bagi pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2024 karena dapat mengganggu daya beli masyarakat.

“Namun faktor THR, bonus, serta kenaikan gaji dapat menahan penurunan daya beli akibat inflasi terutama bagi golongan kelas menengah,” ujarnya.

Maka dari itu, ia menyarankan agar pemerintah mulai mendesain kebijakan untuk membantu daya beli kelas menengah dan segera dapat menurunkan inflasi pangan.

Baca Juga: Ekonomi Pulih, Pebisnis Bioskop Bakal Terus Menambah Layar Baru

Jika tidak dilakukan, maka kemungkinan momentum Ramadan dan Lebaran di mana konsumsi primer dan konsumsi sekunder serta tersier akan naik, bisa menjadi terganggu karena faktor inflasi pangan.

“Kami melihat tantangan ekonomi pada periode Ramadan adalah pengendalian inflasi pangan di tengah supply yang terganggu karena El Nino, cuaca ekstrim, dan terganggunya jalur distribusi, namun demand yang meningkat secara musiman,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×