Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. APBN hanya menargetkan pertumbuhan ekonomi pada tahun ini sebesar 5,1%. Namun, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution optimistis, angka pertumbuhan bisa mencapai 5,8%.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Suahasil Nazara menyebut, untuk mencapai angka pertumbuhan ekonomi sebesar 5,8%, memerlukan sejumlah prasyarat. Terutama, pemerintah harus menggenjot investasi.
Lanjut Suahasil, ekspor Indonesia memiliki potensi berlanjut positif. Dengan ekspor naik, perekonomian bisa tumbuh lebih, karena masalah Indonesia di masa lalu adalah rendahnya permintaan atau low demand.
“Termasuk low demand ekspor. Kalau ekspornya bisa naik, itu artinya permintaan naik, ekonomi tumbuh, dan multiplier effect-nya yang kita cari juga bisa terpenuhi,” paparnya, Jumat (10/2).
Di sisi lain, kata Suahasil, ada juga potensi kenaikan pada impor, karena Indonesia terus membangun infrastruktir. Namun demikian, menurutnya, ketika ada kenaikan impor, tapi ekspor mengangkat permintaan, maka perekonomian juga tetap akan terangkat.
Soal kondisi fiskal, Suahasil menilai, saat ini dalam kondisi aman dengan pantauan pada Januari yang cukup baik. Adapun keadaan perekonomian menurutnya secara umum membaik, terlebih dengan asessment Moody’s yang juga melihat kondisi fiskal sebagai salah satu penilaian.
“Ke depan pemerintah akan perhatikan (kondisi fiskal) dari sistem Dirjen Perbendaharaan yang sudah real time sehingga bisa pantau kapan pun. Sedangkan secara regular akan dilakukan rapat untuk bikin kompilasi seperti apa kondisinya per bulan,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News