kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.806   -11,00   -0,07%
  • IDX 7.495   15,66   0,21%
  • KOMPAS100 1.160   5,20   0,45%
  • LQ45 920   6,64   0,73%
  • ISSI 226   -0,42   -0,18%
  • IDX30 475   4,07   0,87%
  • IDXHIDIV20 573   5,09   0,90%
  • IDX80 133   0,84   0,63%
  • IDXV30 140   1,19   0,85%
  • IDXQ30 158   1,00   0,64%

Pertumbuhan Ekonomi 2023 Berpotensi Melambat, Ada Efek Normalisasi Harga Komoditas


Kamis, 08 Juni 2023 / 13:01 WIB
Pertumbuhan Ekonomi 2023 Berpotensi Melambat, Ada Efek Normalisasi Harga Komoditas
ILUSTRASI. Bank Mandiri memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melambat pada tahun 2023. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Mandiri memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melambat pada tahun 2023. 

Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro meramal, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini akan sebesar 5,04% atau lebih rendah dari 5,31% pada 2022. 

Menurut Andry, sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini bergeser dari sektor eksternal menjadi ke sektor domestik. 

"Motor pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia 2023 kemungkinan besar berganti dari sektor eksternal ke sektor dometik," tegas Andry kepada Kontan.co.id, Kamis (8/6). 

Baca Juga: Bank Dunia Perkirakan Ekonomi Indonesia Sulit Sentuh 5%, Sri Mulyani: Kita Waspadai

Pun dalam riset yang diterima Kontan.co.id dari Andry, disebut sektor eksternal atau sektor perdagangan internasional akan terdampak dari potensi resesi dan perlambatan ekonomi golbal. 

Dengan kondisi ini, akan menekan kinerja ekspor Indonesia plus surplus neraca perdagangan akan menyusut. 

Pertumbuhan ekspor pada tahun 2023 diperkirakan sebesar 8,04% atau melambat dari pertumbuhan tahun lalu yang mencapai 16,28%. 

Sedangkan dari sisi dalam negeri, Andry melihat permintaan domestik akan terakselerasi. Konsumsi rumah tangga akan tumbuh lebih kencang seiring inflasi yang melandai. 

Penghapusan PPKM pada akhir tahun 2022 juga mendorong mobilitas masyarakat yang tentunya menyundut permintaan. 

Andry memperkirakan, konsumsi rumah tangga pada tahun ini tumbuh 5,00% atau lebih tinggi dari 4,93% pada tahun sebelumnya. 

Sedangkan konsumsi pemerintah juga diperkirakan meningkat pada tahun 2023. Menurut hitungan Andry, konsumsi pemerintah bisa tumbuh 4,29% tahun ini. 

Padahal, pada tahun 2022, konsumsi pemerintah justru turun 4,51%. 

Pemerintah akan menggenjot belanja pada tahun ini seiring dengan peningkatan belanja untuk pembangunan infrastruktur dan persiapan Pemilu 2024.

Baca Juga: BI Proyeksikan Rupiah Bakal Menguat Tahun Depan, Berikut Alasannya  

Sedangkan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi diperkirakan tumbuh 4,75%, setelah pada tahun sebelumnya tumbuh 3,87%. 

Memang pada kuartal I-2023, PMTB tumbuh melambat, tetapi ada peluang untuk meroket seiring dengan kebijakan pemerintah dalam mengakselerasi proyek infrastruktur. 

Sehingga dengan demikian, investasi akan didorong dari investasi non bangunan menjadi investasi bangunan. 

"Investasi bangunan memegang porsi 70% dari total PMTB. Sehingga pemulihan di sektor ini akan mendorong pertumbuhan lebih solid," tandas Andry. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×