kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

Perlambatan Ekonomi China Bisa Ganggu Pertumbuhan Ekonomi Tahun Depan


Senin, 05 Desember 2022 / 14:33 WIB
Perlambatan Ekonomi China Bisa Ganggu Pertumbuhan Ekonomi Tahun Depan
ILUSTRASI. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengatakan lockdown yang berkepanjangan China menghambat laju ekonomi China.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek ekonomi China suram. Pasalnya perekonomian  China terus mengalami perlambatan. Bahkan ekonomi China hanya mampu tumbuh 0,4% year on year (yoy) pada kuartal II-2022.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengatakan lockdown yang yang berkepanjangan China menghambat laju ekonomi China. Kebijakan sangat ketat yang diberlakukan Pemerintah China akan berdampak ke semua negara mengingat China termasuk salah satu penggerak motor pertumbuhan ekonomi dunia.

"Tadi pagi saya dikirimi rekan dari China mereka mengantre PCR di tengah salju.  Jadi saya agak miris melihat bagaimana nanti dalam situasi kebijakan yang sangat ketat dari China ini impact-nya ke kita. Semua dunia juga," ujar Hariyadi dalam seminar Proyeksi Ekonomi Indonesia 2023: Mengelola Ketidakpastian Ekonomi di Tahun Politik, Senin (5/12).

Baca Juga: Ada Pelonggaran Kebijakan, China Siap Hidup Berdampingan dengan Covid-19?

Seperti yang diketahui, China merupakan salah satu negara tujuan ekspor terbesar Indonesia. Oleh karenanya, apabila dengan ekonomi China makin lambat akan berdampak terhadap perekonomian di Indonesia.

"Kita belum tahu ini kapan lockdown China ini berakhir dan transaksi kita dengan China itu kalau saya tidak salah tahun 2022 ini diprediksikan hampir US$ 135 miliar. Jadi kalau sampai China ini berkelanjutan tentu ini 2023 juga akan ada pengaruhnya," ungkapnya.

Hariyadi mengatakan, memasuki tahun depan, permintaan eksternal China yang melambat terhadap barang dan jasa global akan menjadi kendala utama bagi perekonomian Tiongkok, terutama jika masalah domestik masih belum terselesaikan.

Menurutnya, kondisi tersebut jelas berpengaruh terhadap ekspor Indonesia ke Tiongkok, terutama untuk produk-produk komoditas.

Potensi penurunan ekspor Indonesia ke Tiongkok menimbulkan potensi penurunan surplus perdagangan Indonesia, dan tentunya berimbas terhadap besaran pertumbuhan ekonomi nasional di Kuartal IV-2022 maupun di tahun 2023.

Baca Juga: Kota-kota di China Melonggarkan Pembatasan, Kebijakan Nol-COVID Semakin Jauh

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×