Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyerapan kedelai dari petani lokal dianggap penting sebagai penguatan stok nasional. Oleh karenanya Badan Pangan akan membuat penugasan kepada importir untuk wajib serap kedelai Petani.
Menurut Kepala Badan Pangan Nasional / NFA (National Food Agency) Arief Prasetyo Adi, penguatan stok tersebut merupakan upaya menciptakan ekosistem pangan dalam negeri.
“Di Indonesia marketnya sudah ada karena minat konsumsi kedelai seperti tahu tempe cukup tinggi, saat kedelai harganya baik, bahkan lebih baik dari luar negeri, ini kesempatan kita untuk menanam kedelai. Memang butuh proses menanam dan bibitnya yang perlu disiapkan, namun gerakan menanam kedelai ini juga yang diamanahkan Presiden Joko Widodo," ungkapnya, Minggu (5/6)
Diakuinya, minat petani untuk menanam kedelai masih minim dibandingkan lainnya seperti padi dan tebu lantaran harga kedelai di tingkat petani rendah sehingga berdampak keengganan menanam kedelai.
Sebelumnya, lanjut Arief, Holding pangan ID FOOD melalui PT Sang Hyang Seri sejak Maret 2022 telah memulai budidaya penanaman kedelai di areal lahan pertanian milik PT SHS di Sukamandi, Subang Jawa Barat.
Baca Juga: Harga Pangan Melambung, YLKI: Pemerintah Telat Lakukan Antisipasi
“Jaga harga kedelai ditingkat petani dan serap produksinya menjadi pendorong untuk meningkatkan minat menanam kedelai dan penguatan stok kedelai nasional," pungkasnya
Arief menyebut harga acuan kedelai ditingkat petani saat ini di angka Rp. 8.500 per kg. Oleh karenanya NFA bersama Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian dan stakeholders lainnya akan menyiapkan regulasi baru harga acuan kedelai ditingkat petani.
Hal ini pun juga dibahas dengan Asosiasi Gakoptindo (Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia), bahkan Gakoptindo siap berkolaborasi menyerap kedelai petani untuk keperluan pengrajin tahu dan Tempe.
“Saya diskusi langsung dengan teman - teman di Gakoptindo, mereka bilang ‘pak kita siap membeli kedelai petani hingga satu juta ton / tahun untuk membuat tahu,’ mereka pun mendukung jika ada ketetapan harga acuan baru kedelai ditingkat petani," katanya
“Artinya pasarnya sudah ada, Indonesia ini kelebihannya karena warganya di atas 270 juta penduduknya, sehingga sebetulnya kita punya market yang luar biasa untuk menciptakan ekosistem pangan dalam negeri,”jelasnya lagi.
Sementara itu, Direktur Supply Chain Pelayanan Publik Perum BULOG Mokhamad Suyamto mengatakan Pemerintah telah menugaskan Perum BULOG untuk menyediakan pasokan kedelai pada harga yang lebih rendah dari harga pasar. Diberikan selisih harga bagi pengrajin tempe tahu yang tergabung dalam Kopti sasaran.
“Sasaran dari program ini adalah pengrajin tahu tempe yang tergabung dalam koperasi tahu tempe yang ditetapkan oleh Kementerian Koperasi dan UKM dan program ini akan dilaksanakan di seluruh Indonesia,” kata Suyamto pada kesempatan yang sama.
Penyaluran kedelai oleh Perum BULOG dilaksanakan bertahap yang akan disalurkan di 13 Provinsi yaitu Aceh, Lampung, Bengkulu, DKI Jakarta, Banten, Jabar, Jateng, Jatim, Jogya, Bali, Kaltim, NTB, dan Sulsel.
“Sumber kedelai yang akan digunakan dalam program ini adalah kedelai ex impor yg saat ini sudah tersedia di gudang-gudang importir maupun kedelai lokal hasil produksi petani dalam negeri,” tambah Suyamto.
Baca Juga: Sejumlah Harga Komoditas Pangan Naik, Berikut Daftar Rinciannya
Dengan penyiapan pasokan kedelai pada harga yang lebih murah, pengrajin tahu tempe akan dapat menyiapkan tahu tempe pada harga terjangkau bagi masyarakat sekaligus kepastian pasokan untuk jaminan keberlangsungan produksi tahu tempe.
Perum BULOG siap hadir untuk melaksanakan penugasan dan mengawal stabilisasi pasokan dan harga kedelai bagi pengrajin sasaran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News