kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Peringati Bulan Bahasa dan Sastra, pemerintah dorong masyarakat berbahasa sehat


Jumat, 08 Oktober 2021 / 17:21 WIB
Peringati Bulan Bahasa dan Sastra, pemerintah dorong masyarakat berbahasa sehat
ILUSTRASI. Sejumlah siswa-siswi SD Negeri 10 Cideng, jakarta, Senin (30/8/2021) . KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa kembali menggelar kegiatan kebahasaan dan kesastraan pada  setiap bulan Oktober, yaitu Bulan Bahasa dan Sastra.

Kegiatan ini tidak hanya untuk memperingati Sumpah Pemuda, mengembangkan dan membina bahasa dan sastra Indonesia, tetapi juga memelihara semangat dan meningkatkan peran masyarakat luas dalam pengembangan dan pembinaan bahasa dan sastra.
 
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek, E. Aminudin Aziz, menyampaikan ajakan kepada masyarakat Indonesia. “Mari kita sambut perayaan Bulan Bahasa dan Sastra tahun 2021,” kata dia dalam keterangannya, Jumat (8/10).
 
Meskipun pandemi Covid-19 masih melanda dunia, kata Aminudin, perayaan Bulan Bahasa dan Sastra tahun ini dilakukan secara daring dengan mengusung tema “Berbahasa Sehat, Indonesia Tangguh”. Menurutnya, tema ini berkaitan erat dengan kondisi Indonesia selama dua tahun terakhir pada masa pandemi Covid-19. 

Baca Juga: Ribuan guru honorer lolos seleksi PPPK 2021, berapa gaji yang akan diterima?

“Kita mendukung kebijakan pemerintah untuk segera mencapai kesehatan masyarakat Indonesia secara sempurna. Berbahasa yang sehat akan mendukung Indonesia tangguh sesuai dengan semangat peringatan kemerdekaan kita tahun ini,” ujarnya.

Selain itu, ia menambahkan, berbahasa sehat juga mengacu pada antisipasi maraknya penggunaan bahasa di media sosial yang berpotensi menimbulkan konflik.
 
Senada dengan itu, Muh. Abdul Khak, Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra Kemendikbudristek menyampaikan bahwa butir ketiga Sumpah Pemuda, yaitu menjunjung bahasa persatuan dan bahasa Indonesia, dapat dibuktikan dalam kehidupan sehari-hari.  Dalam ruang-ruang pertemuan atau di dalam kondisi yang formal kita akan menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama. Selain itu, di ruang-ruang publik seperti pada papan informasi juga diutamakan penggunaan bahasa Indonesia.
 
“Itu bagian dari upaya kita menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Artinya, diutamakan bahasa Indonesia. Jika kita menuliskan informasi dalam dua bahasa, bahasa Indonesia harus diletakkan di atas bahasa yang lain,” tutur Abdul Khak.

Baca Juga: Kemenkeu buka kembali pendaftaran magang untuk mahasiswa, simak persyaratannya ini
 
Lebih lanjut disampaikan Abdul Khak, ada dua catatan yang bisa diambil dari tema perayaan Bulan Bahasa dan Sastra tahun ini. Pertama, dalam kondisi pandemi saat ini masyarakat harus tetap bergandeng tangan untuk menjaga kesehatan bersama.

Kedua, harus menjaga penggunaan bahasa kita di media sosial. "Caci maki atau perundungan kita hindari dan semua sikap dapat kita lakukan dengan berbahasa sehat. Harapannya tentu kita akan bersatu sehingga ujungnya adalah Indonesia menjadi tangguh,” jelasnya.




TERBARU

[X]
×