Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan realisasi belanja negara pada Mei 2023 telah mencapai Rp 1.005 triliun.
Ini setara 32,8% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023. Belanja ini tumbuh sebesar 7,1% secara tahunan.
Menanggapi hal tersebut, Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, persentase serapan belanja negara tersebut cenderung lebih tinggi jika dibandingkan dengan serapan pada bulan-bulan sebelumnya.
Meski begitu, lanjutnya, tidak sebesar laju dari penerimaan APBN.
Baca Juga: Pacu Pertumbuhan Ekonomi, Ini Saran Ekonom ke Pemerintah
"Hal inilah yang kemudian mendorong kenaikan dari surplus APBN dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu," ujar Josua kepada Kontan.co.id, Senin (26/6).
Dari sisi serapan belanja, Josua bilang, pemerintah perlu meningkatkan laju belanjanya, terutama pada awal tahun dengan harapan spillover pertumbuhan ekonomi tidak hanya terfokus di paruh kedua tahun tersebut.
Apalagi, pemerintah dalam dua tahun terakhir ini mempunyai sisa lebih pembiayaan anggaran (SiLPA) yang relatif tinggi, sehingga seharusnya timing belanja pemerintah bisa dimulai sejak awal tahun.
Baca Juga: Pemerintah Telah Kucurkan Rp 112 Triliun Untuk Proyek Strategis Nasional
Selain itu, menurut Josua, dengan kembalinya batas defisit ke 3%, pemerintah perlu fokus pada efisiensi dari belanja agar belanja pemerintah dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Percepatan laju tersebut dapat dimulai dengan koordinasi dengan K/L yang memiliki besaran belanja yang fleksibel, sehingga penyerapan belanja dapat dimulai segera ke depannya," terang Josua.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News