kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Perbaiki defisit transaksi berjalan, Kemenkeu pilih BUMN untuk diberi PMN khusus


Senin, 02 Desember 2019 / 17:22 WIB
Perbaiki defisit transaksi berjalan, Kemenkeu pilih BUMN untuk diberi PMN khusus
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah berharap defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) tahun depan bisa menyempit. Salah satu upaya pemerintah adalah memberi Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). 

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) berencana mengucurkan penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 1 triliun untuk BUMN pada tahun depan yang dirasa mampu memperbaiki CAD. Angka tersebut setara dengan 5,24% dari total PMN tahun depan sebesar Rp 18,7 triliun.

Baca Juga: Meski likuiditas ketat, Jiwasraya tak mendapat penyertaan modal negara di tahun depan

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan pihaknya masih menimbang BUMN pemerima PMN sebagai jurus persempit CAD tersesbut. “Nanti akan dilihat terlebih dahulu, kami harus duduk dengan seluruh stakeholder,” kata Sri Mulyani di gedung DPR/MPR RI, Senin (2/12).

Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kemenkeu Isa Rachmatarwata menambahkan setidaknya ada dua kriteria BUMN penerima PMN khusus untuk perbaikan CAD pada 2020. Pertama, BUMN harus memiliki ruang atau kapasitas untuk melakukan leverage yang masih dianggap aman.

Kedua, BUMN mampu menghasilkan kemungkinan kapasitas untuk tidak impor lagi. Kemungkinan besar penerima PMN sebesar Rp 1 triliun adalah PT Pertamina (Persero).

Sebab, Isa bilang salah satu penyeimbang CAD adalah minyak dan gas (migas). “Jadi kita sedang mencari jalan untuk menurunkan impor minyak. Kemudian menjadi salah satu alasan Pertamina bisa jadi pertimbangan untuk mendapatkan PMN,” kata Isa.

Catatan saja, berdasarkan data Bank Indonesia (BI) posisi CAD sampai dengan kuartal III-2019 sebesar Rp 77 miliar atau setara 2,7% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Sampai akhir tahun ini, BI masih optimistis CAD mampu bertahan di level 2,7%.  

Baca Juga: Sri Mulyani ditanya soal BUMN yang tak terkenal bernama PT PANN tapi dapat PMN

Di sisi lain, Kepala Ekonom Bank DBS Masyita Crystallin memprediksi tahun depan posisi CAD berada di rentang 2,5%-3% terhadap PDB. 

Dia bilang, CAD tahun depan masih ada potensi melebar mengingat sentimen global bisa kapan saja terjadi atau bertambah. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×