Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penambahan kasus Covid-19 di Tanah Air berangsur melandai. Namun, masih ada potensi gelombang ketiga Covid-19 yang terjadi pada bulan Desember 2021 mendatang.
Pasalnya, hari libur Natal dan Tahun Baru yang jadi momentum bagi orang-orang untuk pergi berlibur atau mudik. Momentum ini bisa menimbulkan risiko penyebaran Covid-19.
Epidemiolog Universitas Grifftith Australia Dicky Budiman sebelumnya pada Kontan.co.id menyebut potensi serangan gelombang ketiga Covid-19 cukup tinggi lantaran beberapa faktor.
Pertama, saat ini Indonesia masih ada di level kondisi terkendali, melainkan di level kondisi community transmission. Artinya, sebagian atau mayoritas kasus Covid-19 itu belum terdeteksi.
Baca Juga: UPDATE Vaksinasi Covid-19 per 24 Oktober: Ada penambahan vaksinasi 1,51 juta dosis
Kedua, angka kematian yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa masih buruknya pelaksanaan 3T di Indonesia, yakni tindakan melakukan tes Covid-19 (testing), penelusuran kontak erat (tracing), dan tindak lanjut berupa perawatan pada pasien Covid-19 (treatment).
Ketiga, masih rendahnya capaian vaksinasi Covid-19 masyarakat di Indonesia yakni belum di atas 50%. Keempat, mobilitas masyarakat yang kembali tinggi akibat penurunan level Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di sejumlah wilayah, menjadi faktor lain yang dapat mendorong serangan gelombang ketiga.
Para penyintas Covid-19 tetap waspada dengan potensi gelombang ketiga ini meskipun antibodi mereka sudah mendapatkan antibodi yang lebih kuat terhadap resiko penularan kembali.
Hendra Fordinanto, karyawan PT Nap Info Lintas Nusa misalnya, hingga saat ini masih menjalankan protokol kesehatan dengan ketat meskipun dirinya tidak mengalami long Covid-19.