kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   0,00   0,00%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Kabar baik itu datang dari investor domestik


Kamis, 23 Januari 2014 / 10:43 WIB
Kabar baik itu datang dari investor domestik
ILUSTRASI. asuransi abda


Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Di tengah kuatnya gejolak eksternal, realisasi investasi tahun 2013 tercatat sebesar Rp 398,6 triliun. Seperti tahun-tahun sebelumnya, aliran investasi didominasi oleh Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 270,4 triliun atau 67,8% dari total investasi.

PMA mencatatkan pertumbuhan sebesar 22,4%, namun dalam nominal dollar PMA tercatat hanya tumbuh 16,7%. Isu pengurangan stimulus FED (tapering) dan isu internal seperti tingginya inflasi dan defisit transaksi berjalan belum banyak mempengaruhi nafsu investasi asing.

Walaupun PMA tumbuh melambat, namun realisasi investasi keseluruhan menorehkan beberapa pencapaian positif. “Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tercatat naik tajam sebesar 39,0% menjadi Rp 128,2 triliun di tahun 2013,” kata David Sumual, Ekonom Bank Central Asia (BCA) dalam sebuah laporannya hari ini (23/1).

Dalam laporannya itu dijelaskan, realisasi investasi baru lebih banyak (63%) jika dibanding investasi untuk perluasan atau ekspansi (27%). Kemudian, penyerapan tenaga kerja juga tumbuh 41,9%, dan mencerminkan tingginya investasi di sektor padat karya.

“Investasi smelter terutama oleh investor asing diproyeksikan meningkat pasca pemberlakuan larangan ekspor mineral mulai 2014. Sementara itu, investor domestik paling banyak melakukan investasi di sektor listrik, gas dan air,” jelas David.

Tak hanya itu, disetujuinya beleid tentang mobil Low Cost Green Car (LGCG) juga mendorong tingginya investasi di sektor otomotif. Tak heran, Jepang berhasil menggeser Singapura sebagai investor terbesar.

David menyebutkan, investasi di sektor otomotif berpotensi tumbuh lebih kencang lagi di tahun 2014, terutama dipicu kemungkinan relokasi ekspansi kapasitas pabrik seiring berlarutnya gonjang-ganjing politik Thailand.

“Pemerintah memproyeksikan, investasi tahun 2014 tumbuh sebesar 15% menjadi Rp 458 triliun seiring melambatnya pertumbuhan ekonomi dan ketidakpastian kebijakan terkait pemerintahan baru pasca pemilu,” kata David dalam laporannya.

Realisasi investasi diproyeksikan meningkat di semester 2 tahun 2014, jika pemerintahan baru bisa menelurkan kebijakan yang menjanjikan terkait reformasi struktural, terutama di sektor fiskal, energi, pangan, investasi, infrastruktur, birokrasi dan tenaga kerja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×