kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

BPS: Kualitas tenaga kerja Indonesia masih rendah


Rabu, 05 Februari 2014 / 19:21 WIB
BPS: Kualitas tenaga kerja Indonesia masih rendah
ILUSTRASI. Pahami 4 Cara Menjaga Kulit Berminyak Tetap Lembab dengan Baik


Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto, menyebutkan, tenaga kerja Indonesia masih bermasalah. Hal ini karena lebih dari 50 persen tenaga kerja Indonesia adalah lulusan pendidikan dasar.

Ini menyulitkan pergeseran tenaga kerja dari sektor primer ke sektor industri sekunder bahkan tersier.

"Kualitas pekerja kita bermasalah. Kalau dilihat 50 persen pendidikan SD. PR besar bagaimana tingkatkan SDM supaya lebih berkualitas. Kalau enggak mampu dari pendidikan formal at least pelatihan. Karena ketika enggak bagus bagaimana mungkin akan bekerja di sektor tertier," kata dia di Kantor BPS, Jakarta, Rabu (5/2/2014).

Ia menjelaskan, idealnya semakin maju sebuah negara, maka pertumbuhan sektor pertanian menyumbang prosentase kecil dalam pertumbuhan ekonomi. Demikian juga dengan penyerapan tenaga kerja di sektor tersebut.

"Harusnya nanti pertanian itu mengecil (tenaga kerjanya) pindah ke sekunder. Semakin maju negara akan seperti itu. Singapura misalnya, atau Amerika Serikat. Pertanian di AS besar tapi share-nya hanya sekitar 3 persen karena orang-orang bergerak di jasa. Ketika semua tenaga kerja berkualitas, yang terjadi pergeseran itu," terang dia.

Anehnya, kata Suhariyanto, kondisi di Indonesia tidak demikian. Data BPS mencatat laju pertumbuhan sektor pertanian 2013 hanya 3,54 persen, jauh di bawah pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,78 persen. Namun, penyerapan tenaga kerja masih begitu besar, sekitar 38 juta orang (data Agustus 2013).

Selain sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan, sektor industri pengolahan juga mengalami pergeseran tenaga kerja. Ia menyebutkan, sepanjang 2013 semakin banyak orang bekerja di sektor perdagangan, hotel, dan restoran. (Estu Suryowati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×