kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,04   5,71   0.63%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penyakit TBC Memerlukan Penanganan Sama Seperti Covid-19


Rabu, 30 Maret 2022 / 17:10 WIB
Penyakit TBC Memerlukan Penanganan Sama Seperti Covid-19
ILUSTRASI. Petugas medis memeriksa kesehatan warga saat Gerakan Ketuk Pintu Seribu Rumah Warga di Surabaya, Jawa Timur, Senin (6/3). Ahli sebut Tuberkulosis memerlukan penanganan sama fokusnya seperti covid 19.


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Tuberkulosis memerlukan penanganan yang sama seperti penanganan covid 19. Dokter Spesialis Paru Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan Erlina Burhan menyatakan, penerapan protokol kesehatan yang digunakan dalam mengurangi penyebaran covid 19 ternyata juga cocok digunakan sebagai upaya pencegahan penyakit pernafasan menular seperti turberkulosis ataupun jenis pandemi yang disebabkan oleh infeksi lainya.

“Kita memerlukan tindakan yang sama tegasnya seperti covid 19 untuk pasien tuberkulosis agar mereka dapat terpantau dengan baik dan tidak menyebabkan penularan secara berkelanjutan,” tegas Erlina dalam Webinar 1st Health Working Group Side Event Tuberculosis-Day 2, Rabu (30/3).

Erilina menyatakan, untuk mencapai eliminasi penyakit tuberkulosis (TBC) pada tahun 2030 diperlukan fokus terhadap pengobatan preventif. “Jika kita melanjutkan bisnis seperti biasa, kita tidak akan mencapai target eliminasi TBC pada tahun 2030, jadi silahkan berinvestasi dan membuat kebisingan agar TBC jug mendapatkan perhatian lebih,” tambahnya.

Baca Juga: WHO Dorong Presidensi G20 untuk Lahirkan Inovasi dalam Mengatasi TBC

Menurut Erlina, kasus tuberkulosis juga memerlukan sistem digital yang sama canggihnya seperti Aplikasi pedulilindungi pada Covid-19 dan fitur baru seperti Sijejak untuk menemukan kasus ataupun kontak erat pasien TBC.

“Kita perlu platform digital, katakanlah, pengobatan bagi penderita lewat Video Observer Treatment (VOT). Saya kira platform digital perlu juga untuk TBC, karena kita belum mengembangkannya,” tutur Erlina.

Erina menekankan, pandemi Covid 19 telah menyebabkan terjadinya gangguan pada layanan diagnostik dan pengobatan TBC. Tak hanya itu, pendanaan dari pemerintah dan deteksi pada kasus TBC juga alami kendala hingga penurunan.

Baca Juga: Kenali 4 Penyebab Kelenjar Getah Bening Bengkak

Ironinya saat ini yang terjadi adalah kasus angka kematian dan penularan TBC semakin meningkat.

Erlina berharap, setiap pihak dari pemerintahan maupun non pemerintah dapat berkolaborasi guna menghasilkan inovasi ataupun cara untuk mengelola dan mengobati pasien TBC. “Tolong fokus pada TBC, TBC juga sama pentingnya dengan covid 19. Ini sangat melelahkan,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×