kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Penjualan eceran September 2021 diperkirakan turun, Apindo beberkan penyebabnya


Senin, 11 Oktober 2021 / 23:19 WIB
Penjualan eceran September 2021 diperkirakan turun, Apindo beberkan penyebabnya
ILUSTRASI. Konsumen belanja di salah satu supermarket di Tangerang Selatan, Minggu (27/9/2020). Penjualan eceran September 2021 diperkirakan turun, Apindo beberkan penyebabnya


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Penjualan eceran pada bulan September 2021 diperkirakan menurun dari bulan Agustus 2021.  Survei Penjualan Eceran (SPE) Bank Indonesia (BI) mencatat, perkiraan Indeks Penjualan Riil (IPR) bulan September 2021 sebesar 190,3, atau secara bulanan turun 1,1% month on month (mom) dari IPR Agustus 2021 yang sebesar 192,5.

Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengatakan, penurunan penjualan ritel pada bulan September 2021 tak lepas dari perkembangan pandemi Covid-19 di Indonesia. 

“Jadi, pandemi belum selesai. Pada September 2021, diharapkan masyarakat sudah melakukan mobilitas normal, tetapi kenyataannya masih tetap ada protokol kesehatan ketat dan bahkan masuk mall dengan scan Peduli Lindungi,” ujar Roy kepada Kontan.co.id, Senin (11/10).

Baca Juga: Mayoritas kota yang disurvei BI mencatat pertumbuhan penjualan eceran

Roy menyebut, Peduli Lindungi ini terintegrasi dengan status vaksinasi masyarakat. Sementara, tingkat vaksinasi masih belum merata, sehingga ini memengaruhi jumlah kunjungan, terutama ke mal.

Selain itu, pembukaan mal atau pusat perbelanjaan dan kewajiban pengunjung untuk mengakses Peduli Lindungi juga baru dilakukan di area Jawa saja, dan baru pada akhir September 2021 mencakup Bali.  “Jadi, yang di luar Jawa Bali otomatis masih tertutup. Ini konsekuensinya. Jawa pun tidak seluruh kotanya. Ini menyebabkan terjadinya penurunan,” tambah Roy. 

Selain karena masalah pandemi, Roy mengatakan berkurangnya jumlah kunjungan masyarakat karena ada isu terkait Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP). 

Baca Juga: Terdampak PPKM, penjualan eceran pada kuartal III 2021 diperkirakan menurun

Menurutnya, ini menimbulkan sentimen tersendiri bagi masyarakat. Masyarakat menjadi pikir-pikir untuk kembali ke mal dan lebih berhati-hati. Kemudian, penurunan kunjungan juga terkait dengan harga komoditas yang tidak stabil, seperti telur maupun ayam. Ini juga menimbulkan ketidakpastian. 

Terakhir, penurunan jumlah pengunjung juga disebabkan oleh tidak adanya faktor musiman, seperti contohnya hari besar keagamaan pada bulan September 2021 atau momen lain yang mendorong konsumsi.

Selanjutnya: Kinerja Penjualan Membaik, Saham Ritel Bisa Dilirik Kembali

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×