Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tengah menggodok rencana pemberian insentif bagi industri yang menghasilkan devisa. Tujuannya, dalam rangka memperbaiki defisit transaksi berjalan (current account deficit atau CAD).
Insentif itu, rencananya diberikan untuk sektor pariwisata dan subtitusi impor, yaitu berupa kemudahan perpajakan, cukai, dan kepabean. Dari sisi perpajakan, salah satunya berupa insentif tax holiday.
Namun, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengatakan, insentif yang paling diperlukan untuk sektor pariwisata yaitu anggaran untuk iklan yang sifatnya menjual atau promosi paket-paket pariwisata di Indonesia, bukan hanya promosi melalui tulisan Wonderfull Indonesia.
Menurutnya, industri pariwisata selama ini telah siap dengan paket-paket pariwisata di indonesia. Namun, "Kami tidak bisa menjualnya. Sarana iklan untuk menjual paket itu tidak ada karena pemerintah tidak ada dana," kata Hariyadi kepada Kontan.co.id, Rabu (27/6).
Anggaran Kementerian Pariwisata setiap tahunnya lanjut dia, tidak cukup untuk menggerakkan sektor pariwisata dalam negeri. "Biaya untuk selling itu tidak ada. Padahal itu lebih mendesak," tambahnya.
Hariyadi bilang, selama ini industri pariwisata, khususnya untuk sektor perhotelan telah mengeluarkan biaya dalam jumlah yang cukup besar melalui pajak hotel dan resto. Sayangnya biaya-biaya yang dikeluarkan tersebut, tidak berbalik ke industri melalui sarana promosi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News