kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

BI proyeksi defisit transaksi berjalan US$ 23 miliar tahun ini


Selasa, 22 Mei 2018 / 17:04 WIB
BI proyeksi defisit transaksi berjalan US$ 23 miliar tahun ini
ILUSTRASI. Gubernur BI Agus Martowardojo


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memperkirakan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) tahun ini sebesar 2,3% dari produk domestik bruto (PDB). Proyeksi ini lebih lebar dari yang sebelumnya 2,2%–2,3% terhadap PDB.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, hal ini lantaran CAD pada kuartal I-2018 sebesar 2,15% atau US$ 5,5 miliar. Angka ini, menurut Agus, cukup besar.

“CAD di kuartal I cukup kuat. Kalau setahun, itu kira-kira ada di 2,3% dari PDB. Secara besaran US$ 23 miliar,” ucapnya di Gedung DPR RI, Selasa (22/5).

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, nilai impor kuartal I-2018 tumbuh 12,75% (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan ekspor yang 6,17% (yoy).

Agus melanjutkan, proyeksi CAD tahun ini yang sebesar 2,3% PDB itu adalah karena dorongan impor. Meski demikian, persentase ini tetap berada di bawah 3% dari PDB yang merupakan level amannya.

Dengan demikian, ia mengatakan CAD pada tahun ini masih relatif terjaga. “Kalau masih di bawah 3% dari PDB, kami melihat masih sustainable,” katanya.

Asal tahu saja, sejak tahun 2012, transaksi berjalan selalu mencatatkan defisit. Tahun lalu CAD tercatat sebesar 1,7% terhadap PDB.

Sebelumnya, Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan bahwa pelebaran defisit tahun ini lebih disebabkan oleh peningkatan impor barang modal, barang mentah, dan barang setengah jadi yang dibutuhkan untuk produksi.

Makanya, kenaikan impor juga akan berdampak positif pada ekonomi dalam negeri. “Itu masih sangat prudent," kata Mirza.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×